22 Desember 2008

Musyawarah Majelis Syura X:
Sikap politik PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung dan berperan aktif dalam usaha memerangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Berikut ini adalah enam sikap politik PKS terhadap beberapa kondisi aktual Bangsa.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung dan berperan aktif dalam usaha memerangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Oleh karena itu PKS memandang posisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap diperlukan di Indonesia dan bahkan harus diperkuat peranannya dengan menghadirkan KPK di daerah-daerah disertai dengan penyediaan tenaga-tenaga profesionalyang memiliki integritas tinggi. PKS juga berharap KPK dapat masuk ke dalam masalah-masalah korupsi yang memiliki dampak besar bagi kehidupan bangsa Indonesia, seperti dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan BUMN-BUMN strategis.

Dalam menghadapi krisis global, PKS mengapresiasi kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai langkah yang cukup efektif untuk meredam kepanikan. Namun ini harus dijaga keberlanjutannya untuk menghasilkan ekspektasi publik yang positif atas sistem keuangan dan ekonomi Indonesia, karena dampak krisis ini masih akan panjang. Dalam jangka pendek perlu dikembangkan langkah-langkah yang memberikan dukungan kongkrit kepada sektor riil diantaranya: stabilisasi harga, fasilitasi pengembangan pasar ekspor alternatif, menurunkan harga BBM, dll. Dalam jangka panjang untuk menghindari krisis lebih lanjut penting dilakukan perumusan kebijakan ekonomi alternatif yang telah terbukti handal dalam menghadapi gempuran krisis ekonomi nasional 1998 dan krisis global saat ini, seperti yang sudah mulai dirintis oleh Pemerintah RI melalui penerapan UU Perbankan Syariah dan UU Surat Berharga Syariah Nasional (Sukuk).

Dalam spirit menyambut hari Sumpah Pemuda, rasa tanggung jawab dan cinta terhadap masa depan bangsa PKS menuntut segera atas pengesahan RUU Pornografi dalam rangka komitmen melaksanakan Pancasila, UUD 1945, menjaga keutuhan NKRI, meningkatkan kualitas seni budaya dan moralitas bangsa dalam semangat menghormati bhinneka tunggal ika.

Pentingnya mengawasi realisasi pelaksanaan anggaran belanja negara 20% untuk pendidikan nasional agar tidak menjadi lahankorupsi baru yang bertentangan dengan semangat merealisasikan ketentuan UUD itu. KPK dituntut untuk jeli mengawasi hal ini.
Mendesak kepada pihak PT Lapindo Brantas untuk lebih bertanggung jawab terhadap korban-korban kasus lumpur Lapindo, dan mendesak Presiden untuk segera merevisi Keppres tentang perluasan peta daerah terdampak.

Pertimbangan Koalisi:
1. PKS akan memperjuangkan Indonesia Madani yang adil, sejahtera dan bermartabat

2. PKS siap berkoalisi dengan berbagai komponen bangsa yang sejalan dengan platform PKS untuk membangun Indonesia.

3. PKS akan berkoalisi dengan pihak-pihak yang:
a. Reformis dan anti korupsi
b. Sungguh-sungguh berjuang untuk kesejahteraan bangsa
c.Mampu mengelola Pemerintahan dan Negara secara professional

Sidang pleno Majelis Syuro PKS ke-10 menetapkan kandidat pemimpin Nasional dari kader PKS sebagai berikut:

1. DR. H.M. Hidayat Nur Wahid
2. Ir. H. Tifatul Sembiring
3. DR. H. Salim Segaff Al Jufri
4. H.M. Anis Matta Lc.5. Prof. DR. H. Irwan Prayitno
6. H. Suharna Surapranata M.T.
7. DR. H. Sohibul Iman MSc.
8. DR. H. Surahman Hidayat, M.A.

Jakarta, 26 Syawal 1429 H / 26 Oktober 2009
sumber: ( PIP PKS-Malaysia pks-malaysia.org)

9 komentar:

sodiq arsat sukmanan mengatakan...

ini blog FKP beneran opo blognya dedengkot PKS????

Anonim mengatakan...

BUAT SODIQ ARSAT :
Kenapa emang nanya gitu?
Apa karena tidak ada FITNAH DAN GHIBAH BUAT PKS di BLOG ini.
Kasihan deh luh.

KADER PKS

Anonim mengatakan...

FKP sudah pecah jadi FKP perjuangan, FKP perjuangan pecah jadi FKP perjuangan satu dan dua, trus buat forum lagi, buat forum lagi, capek deh....
ingat adabutaamul fiil jamaah

Anonim mengatakan...

asslm, teman ana cuma mo shering ni: pagimane kalo selaen kita liat kelebihan2 kita mulu, kita kudu juga perhatiin yang namanya IMAN para ashabiqunal awalum pks(kader). ada yang sholat jamaahnya kelewat,shoum sunahnya ilang,ukhuwahnya yang di pikirin untung rugi, anak2nya kaga di liat. pagimane ini abang2 dan mpo2? coba dah nyang kaya dulu kita kemas lebih menarik lagi apa itu Muhasabah bareng di puncak kek. atawa ke planettarium gantian kek. liat tuh kekuasaan ALLAH amat luas.trus gantian dah kita pada kunjungan ke ustadz yang imannya pada tebel biar ketularan. mudah2 aja kita masuk sorga pada bareng.

Unknown mengatakan...

EGP emang gua Pikirin, MAu FKP kek, mau FKOPLO Kek yang penting pilih no 8 tanggal 9 april aja lali yo rek !

mujahid mengatakan...

Kami bersyukur dengan adanya FKP sebagai bentuk tanggung jawab di Mahkamah Allah kelak , penyemangat, mengembalikan kemurnian dakwah dan manhaj tarbiyah & harokah, mempertajam visi & misi perjuangan, mengembalikan da'i yg 'hilang',hilang ruhiyahnya, hilang militansinya, hilang tujuan asasi yg sebenarnya, dan kontrol sosial agar kita tidak kebablasan!!

mujahid mengatakan...

setiap manusia punya dosa dan kesalahan ...dan sebaik - baik manusia adalah yg sadar dan bertaubat atas dosanya..
tidak malah arogan, sombong dan tidak bercermin dari saudaranya.. i

sodiq arsat sukmanan mengatakan...

beginilah jika hizbiyah.. tanpa sadar kehilangan obyektifitas.. ada yang lebel dakwah..ada yang label dzikir dsb.. padahal agama ini tak berubah namanya dari dulu menjadi agama dakwah kek.. agama dzikir kek dsb.. agama ini namanya tetap islam!! dari dulu hingga akhir jaman.. dan dari sejarahpun kita tak pernah dengar ada nama islam abu bakar ato islam umar bin khatab..meski mereka pun punya perbedaan pendapat dan pada saat itu nabi telah wafat..

Anonim mengatakan...

sabar akhi..ana mengerti kegundahan antum atas fkp ini, jangan sampai kita kehilangan obyektifitas. Namun utk fkp atau "kader"nya sebaiknya antum berpikir ulang ttg apa yg sudah antum lakukan, salah satu keberhasilan antum adalah telah membuat ragu saudara2 antum yg baru bersentuhan dgn harakah ini. Dari liqo ana aja sudah 2 org yg keluar.SELAMAT Akhi!! padahal, ustad sekaliber antum...Nah seperti inilah akhi, ana melihat dari sisi yg berbeda sama seperti antum melihat dari sisi yg berbeda terhadap saudaramu "disana", tetapi perbedaan itu tidak serta merta utk dipublikasikan kpd umum? bagaimana jika hal ini d jadikan senjata oleh "lawan2"kita? apakah tidak pernah antum di ajak diskusi di suatu tempat yg aman utk berbicara dari hati ke hati???seperti layaknya suami dan istri yg urusan rumah tangganya tdk ingin di ketahui oleh orang lain. kenapa tidak ustad sekaliber antum men-dakwahi saudara2 antum yg mulai lemah, longgar, bahkan futur..sudah bosankah??kalo begitu ke-militansi-an antum patut dipertanyakan. tetapi sesungguhnya kalo antum sudah mem-plokamir-kan diri sudah tidak bersama jamaah ini, alangkah baiknya utk tidak mengatakan hal-hal yg mgkn benar atau mgkn tidak ttg saudaramu. biarkanlah..mulailah dgn yg baru yg antum yakini lebih murni tanpa harus mem-provokasi saudara2 antum..wallahu'alam