03 Desember 2008

Kematian Hati
Oleh: (alm) Ust. KH. Rahmat Abdullah

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.
Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.Dimana kau letakkan dirimu?Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma’siat menggodamu dan engkau meni’matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir “Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh” Betapa jamaknya ‘dosa kecil’ itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat “TV Thaghut” menyiarkan segala “kesombongan jahiliyah dan maksiat”?
Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan ”Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?”Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang “Ini tidak islami” berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?Sekarang kau telah jadi kader hebat.Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang “kiayi”nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan “Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku” dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?
Siapa yang akan memandang ummat yang da’inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan “Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua” Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai ‘alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da’wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa “westernnya” . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan “lihatlah, betapa Amerikanya aku”.Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang “pemimpin” ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, “toko emas berjalan” dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. “Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku”
baca selengkapnya »»

Sarana Da'wah Ikhwan Secara Global

(Buku Ikhwanul Muslimin; Deskripsi, Jawaban Tuduhan, dan Harapan Oleh Syaikh Jasim Muhalhil)

Sarana Da'wah Ikhwan secara Global:
WASILAH (sarana) untuk merealisasi sasaran-sasaran tersebut telah disebutkan oleh ustadz Hasan al-Banna rahimahullah:
"Sarana kita dalam mengokohkan da'wah, dapat diketahui secara jelas, dan dapat dibaca oleh semua orang yang ingin mengetahui sejarah jama'ah. Ringkasan semua itu ada pada dua kalimat yakni: Iman dan amal, cinta dan persaudaraan (Ukhuwah).
Apa yang paling banyak dilakukan Rasulullah saw. tidak lain adalah menda'wahkan manusia pada keimanan dan amal. Kemudian memadukan hati kaum mu'minin di atas pilar cinta dan persaudaraan. Lalu terpadulah antara kekuatan 'aqidah dan kekuatan persatuan.
Dalam kesempatan lain, Ustadz al-Banna rahimahullah mengatakan: "Sarana-sarana umum bagi da'wah tidak berubah, tidak berganti dan tidak lain dari aspek iman yang dalam (Imaan 'amiiq), pembentukan yang cermat (takwiin daqiiq), dan amal yang berkesinambungan (amal mutawashil)".

Selain itu, Syaikh telah menyebutkan bahwa rukun-rukun sarana dalam da'wah ada tiga: Manhaj yang benar (minhaj shahih), orang mu'min yang beramal (mu'minun 'amilun), dan pemimpin yang tangguh dan dipercaya (qiyadah hazimah mautsuq biha).
Melalui penjelasan singkat di atas, kita dapat mengetahui misi utama da'wah ikhwan, yakni melakukan ishlah dalam diri ummat Islam. Sebagaimana kita mengetahui salah satu dari faktor penting yang diperlukan untuk melakukan misi tersebut ada pada ungkapan Ustadz al-Banna: Pemimpin yang tangguh dan dipercaya.
Sebab sesungguhnya setiap amal yang bertolak dari selain permulaan ini, tidak dapat bertahan lama dan langgeng. Lebih dibutuhkan lagi pemimpin yang mampu melakukan pembaruan, penelitian, dan melaksanakan kewajiban seluruhnya sebagaimana kemashlahatan ummat Islam seluruhnya.

Karenanya, mencari unsur kepemimpinan Islam dalam hal ini, membinanya, dan memberinya peran yang sesuai merupakan masalah asasi dan penting dalam amal Islam, sehingga jalan da'wah harus sungguh-sungguh cermat mewujudkannya.
Pemimpin harus memiliki iman yang mengakar, mampu mengurus amaliyah kaderisasi (takwin) secara detail dan biasa melakukan pekerjaan terus menerus di atas petunjuk minhaj yang shahih dan melalui kerja bersama-sama para du'at lainnya.
Rincian Sarana Da’wah Ikhwanul Muslimin

Pertama, menyebarkan da'wah melalui semua sarana sampai dapat dipahami oleh opini umum dan mereka dapat menjadi penolong da'wah didorong oleh aqidah dan iman.

Kedua, menyaring semua unsur-unsur baik untuk dijadikan pilar pendukung yang kokoh bagi fikrah ishlah (perbaikan).

Ketiga, memperjuangkan perundang-undangan hingga suara da'wah Islam dapat berkumandang secara formal dan legal di pemerintahan sekaligus mendukungnya dan menjadi kekuatan dalam pelaksanaannya.

Di atas landasan ini, Ikhwan mengajukan calon mereka dalam pemilihan parlemen ketika datang saat yang tepat pada ummat untuk melakukannya. Kami percaya keberhasilan da'wah yang merupakan pertolongan Allah swt., selama kami mengharapkan itu kepada Allah swt. semata. “Dan niscaya Allah akan menolong orang yang menolong (agama)- Nya. Sesungguhnya Dia Maha Kuat dan Maha Mulia.” (QS. al-Hajj: 40)

Keempat, manhaj (metode) yang benar. Ikhwan telah mendapatkannnya dalam al-Qur'an, sunnah Rasul-Nya dan melalui berbagai hukum Islam ketika kaum muslimin memahaminya secara bersih, jauh dari tambahan unsur asing dan kedustaan. Ikhwan melakukan kajian terhadap Islam di atas landasan ini dengan mudah, luas disertai penguasaan yang menyeluruh.

Kelima, kaum mu'minin yang beramal atau aktivis muslim. Ikhwan menerapkan apa yang mereka pahami dari Agama Allah, penerapan menyeluruh tanpa pandang bulu. Ikhwan, alhamdulillah, mengimani fikrah, meyakini tujuan, dan percaya dengan pertolongan Allah kepada mereka selama mereka bekerja untuk-Nya serta berada di atas petunjuk Rasulullah saw.
Keenam, kepemimpinan yang tangguh dan dipercaya. Ikhwanul Muslimin telah mendapatkannya. Anggota Ikhwan taat pada pimpinannya, dan beramal di bawah benderanya.

Di samping sarana-sarana umum ini masih ada sarana tambahan lain yang digunakan Ikhwan yang bersifat positif. Ada yang sesuai dengan 'urf (kebiasaan yang dikenal) masyarakat Islami, dan ada yang keluar darinya, atau bahkan berlawanan. Ada yang dilakukan secara lemah lembut, dan ada yang dilaksanakan secara tegas dan keras. Semuanya dilakukan untuk keberhasilan da'wah dengan izin Allah.

Terkadang Ikhwan dituntut berlawanan dengan adat dan kebiasaan jahili yang ada di masyarakat. Toh pada hakikatnya, misi da'wah tidak lain adalah upaya perubahan dari adat, kebiasaan dan kondisi yang tidak Islami.
Singkatnya, tujuan asasi Ikhwanul Muslimin, sasarannya yang paling utama, perbaikan yang diinginkan dan mereka persiapkan untuknya adalah: Islah secara menyeluruh dan sempurna, ditopang oleh kekuatan ummat dan diarahkan untuk seluruh ummat, mencakup perubahan dan pergantian seluruh kondisi yang negatif.

Ikhwanul Muslimin menyuarakan da'wah, mengimani manhaj, memperjuangkan aqidah, beramal dalam rangka menunjukkan manusia pada sebuah sistem kemasyarakatan yang mencakup segenap aspek kehidupan bernama: Islam. Diturunkan oleh Ruhul Amin (Jibril) kepada hati Sayyidil Mursalin Muhammad saw. agar ia menyampaikan peringatan melalui bahasa Arab yang terang.

Ikhwan ingin membangkitkan sebuah ummat Islam ideal yang memeluk Islam secara benar dan menjadikannya sebagai petunjuk dan imam. Hingga manusia mengetahuinya sebagai negara al-Qur'an yang sepenuhnya bersandar pada al-Qur'an, yang menda'wahkannya, yang berjihad di jalannya, yang berkorban di atas jalannya, dengan jiwa dan harta.
Sarana-sarana ini memerlukan kesabaran berlipat ganda. Ustadz Hasan al-Banna rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya jalan kalian telah ditentukan langkah-langkahnya, ditetapkan batasan-batasannya. Aku tidak ingin melanggar batasan ini yang telah aku yakini sebagai jalan yang menjamin sampai pada tujuan...
"Benar, ini merupakan perjalanan yang panjang, akan tetapi di sana tidak ada lagi selain jalan ini. Sesungguhnya sikap rujulah (kejantanan) itu tampak pada sikap sabar, kesungguhan dan amal yang terus menerus. Maka barang siapa di antara kalian ingin terburu-buru memetik buah sebelum saat matangnya, atau mengambil bunga sebelum masanya, aku tidak bersama mereka dalam hal tersebut."
Lebih baik baginya untuk keluar dari da'wah ini kepada selainnya. Tetapi barang siapa yang bersabar bersamaku hingga biji telah tumbuh menjadi sebuah pohon dan menghasilkan buah hingga tiba saatnya untuk dipetik, maka Allah yang akan membalasnya sebagaimana balasan untuk orang-orang muhsin, yakni kemenangan atau kekuasaan, mati syahid atau kebahagiaan."
Kesabaran adalah sikap yang tak kenal putus asa. Karenanya Syaikh Hasan al-Banna rahimahullah mengatakan, "Janganlah kalian berputus asa, sebab putus asa bukanlah bagian dari akhlak ummat Islam. Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok."
Waktu masih terhampar luas. Bangsa kalian yang beriman masih mengandung unsur-unsur bersihyang kuat dan potensi yang sangat besar, walaupun fenomena kerusakan demikian merajalela diantara mereka.Pihak yang lemah, tidak selamanya menjadi lemah. Sebaliknya pihak yang kuat tak selamanya menjadi kuat.“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orangyang mewarisi (bumi)." (QS. Al-Qashash: 5)
Sesungguhnya perjalanan waktu akan menyingkap banyak peristiwa-peristiwa besar. Kesempatan masih terbuka bagi amal-amal agung. Dunia menanti da'wah kalian. Da'wah hidayah, cahaya, dan keselamatan, agar dapat membebaskannya dari derita sakit. Peran kalian adalah memimpin dunia.

"Dan hari-hari itu akan Kami (Allah) gilirkan di atara manusia. Kalian mengharapkan pada Allah sesuatu yang tidak dapat mereka harapkan kepada-Nya. Maka bersiaplah, beramallah sekarang juga, mungkin kalian tak mampu lagi beramal esok hari."

Kepada mereka yang bersemangat di antara kalian saya anjurkan untuk menanti perputaran zaman. Kepada mereka yang masih tinggal diam, saya anjurkan agar bangkit dan beramal, karena tidak ada istirahat bersama jihad.”"Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, niscaya akan Kami tunjukkan mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang muhsinin." (QS. al-Ankabut: 69)

Teruslah maju ke depan. Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Karena itu pula Syaikh Sa'id Hawwa rahimahullah mengatakan, "Imam al-Banna telah meletakkanprinsip untuk pemahaman, prinsip dalam pembinaan, prinsip dalam organisasi, dan prinsip dalamberstrategi dan berharakah.
Selanjutnya, beliau membiarkan pintu terbuka untuk bermacam-macam perbedaan pendapatyang tidak membahayakan persatuan jama'ah, selama tetap berpegang teguh dan terikat padaprinsip-prinsip tersebut.

Sebab itulah, Hasan al-Banna berhasil mendirikan sebuah bangunan yang tetap sesuaidengan berbagai kondisi zaman. Imam al-Banna berhasil membentuk lingkaran global yang mampumenghimpun seluruh kaum muslimin pada satu fikrah dan tanzhim. Beliau berhasil memadukanseluruh pemikiran yang positif, dan menyaring pemikiran yang keliru. Dalam da'wahnya, dapatdipadukan seluruh kebaikan yang mungkin menjadi faktor pemecah dalam organisasi selainnya.Sebaliknya, Ikhwan mampu menjauhi da'wah dari segala keburukan dan kerancuan."

Secara khusus, Ustadz Sayyid Quthb rahimahullah mengungkapkan kekagumannya terhadap kejeniusan Hasan al-Banna dalam dua sisi penting:

Pertama, kemampuannya membina ruh dan jiwa secara seimbang terhadap anggota harakah, melalui porsi yang sesuai antara ilmu, ruh dan harakah, dan antara spesialisasi pendidikan Islam dari sisi lain.

Kedua, kemampuan pembinaan organisasi bagi Jama'ah. Jama'ah Ikhwan adalah jama'ah pelopor amal jama'i (kerja kolektif) yang pertama kali muncul dalam bentuk sebuah partai Islam. sumber eramuslim
baca selengkapnya »»