24 Februari 2009

Dari Mesir ke Gaza

Sekitar jam delapan malam waktu Mesir, tim Relawan Kemanusiaan KISPA dan BAZNAS sampai di Bandara Kairo disambut pak Hamdani Staf KBRI didampingi Hafizh orang asli Mesir. Alhamdulillah, proses imigrasi kami lalui dengan mulus, tanpa ada hambatan, kami meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa semua kemudahan yang didapat merupakan pertolongan dan anugerah dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Teringat kisah orang tua Nabi Yususf ketika masuk Mesir, diabadikan Allah dalam Al Qur’an sebagai pelajaran bagi umat yang mau berfikir.

فلما دخلوا على يوسف آوى إليه أبويه وقال ادخلوا مصر إن شاء الله آمنين

Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapaknya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman". (QS: Yusuf/12: 99)
Perjalanan yang begitu jauh, ribuan kilometer jaraknya dari Jakarta ke Mesir dapat kami tempuh dengan banyak kemudahan dan di berikan lindungan serta keamanan dari Yang Maha Kuasa, Allah swt.

Oleh staf KBRI, rombongan kami diantar ke tempat penginapan, Griya Jawa Tengah yang beralamat di 7/1 Ahmed El Zumr St. Block 21 Ninth District Nasr City Cairo Egypt, atau yang lebih dikenal dikalangan mahasiswa Indonesia Kairo dengan sebutan Hayyu ‘Asyir.

Di wisma Griya Jawa Tengah, kami menempati lantai dua. Tempat yang cukup strategis, bersih dan nyaman dengan sewa perkamar dengan dua tempat tidur USD 30 permalam.

Ditempat kami menginap ternyata sudah ada Mauluddin Anwar, wartawan SCTV dan pendampingnya selama di Gaza. Kami berbincang-bincang mengenai Gaza, dan tidak lupa menanyakan pengalaman mereka selama meliput di daerah Gaza City, Jabaliya, dan daerah Jalur Gaza lainnya.

Tidak lama kemudian, ditengah kami berbincang-bincang datang berkunjung ke tempat penginapan Griya Jawa Tengah, ustadz Sobri Lubis, dari Front Pembela Islam (FPI) dan wartawan Republika. Mereka juga ingin urun rembuk membicarakan tentang Gaza dan persiapan untuk memasuki pintu gerbang Rafah.

Informasi dari mereka yang telah berhasil masuk Gaza, yaitu dari kalangan wartawan dan medis di peroleh keterangan bahwa tidak mudah untuk dapat melewati pintu gerbang Rafah. Penjagaan sangat ketat, pengurusan yang lama, dan tergantung dari pemerintah Mesir, mau dia buka ya… dia buka, mau dia tutup ya… dia tutup. Bahkan ada tenaga medis dan wartawan yang menunggu di pintu gerbang Rafah selama dua hari baru dapat masuk, ada yang seminggu, bahkan ada yang sepuluh hari baru biasa masuk.

Jika sore menjelang, pintu perlintasan ditutup pemerintah Mesir, mereka yang tidak dapat masuk pada hari itu harus kembali ke Al ‘Arisy, Mesir, tempat penginapan yang jaraknya sekitar 40 km dari pintu gerbang Rafah. Sebab kalau kembali ke Kairo jaraknya cukup jauh, sekitar 450 km, dengan waktu tempuh sekitar 8 jam.

Senin, 26 Januari 2009, sebelum waktu subuh masuk saya sudah bangun dan “mendekatkan diri kepada Allah”, bermohon kepada-Nya agar perjalanan kami ke Gaza mendapat kemudahan tanpa ada aral melintang, bantuan yang kami bawa dapat sampai kepada mereka yang berhak dan membutuhkan di Gaza.

Kumandang azan tanda waktu Subuh sudah masuk terdengar sekitar jam 05.19 waktu Kairo, kami langsung ke Masjid yang letaknya bersebelahan dengan tempat kami menginap. Nama masjid tersebut Al Fatuh, kami melakukan shalat tahiyatul masjid kemudian menunggu pelaksanaan shalat subuh berjama’ah, jeda waktu antara azan dan qamat sekitar 15 menit. Suhu udara di Mesir, malam hari sangat dingin dibandingkan siang hari. Di bulan Januari tertinggi 19 derajat Celcius dan terendah 10 derajat Celcius.

Pagi hari sekitar jam 08.00 waktu Kairo kami (KISPA dan BAZNAS) mengunjungi rekan-rekan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di Wisma Nusantara daerah Hayu Rabi’atul Adawiyah, Kairo. Rencananya kami pada saat itu ingin berkoordinasi dengan mereka mengenai bentuk bantuan yang akan diberikan kepada rakyat Gaza, Palestina. Ternyata dr. Basuki dan tim dokter sudah berangkat, yang masih tertinggal di Wisma Nusantara, Jazuli dan dan seorang kawannya, mereka juga sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Rafah.

Siang hari menjelang waktu Zuhur, kami mengunjungi dealer tempat pemesanan ambulance yang berada di daerah free zone. Di tempat tersebut kami bertemu dengan pak Danang, tim dari KBRI yang sengaja datang untuk memastikan kapan ambulance selesai? Karena menurut dealernya ambulance yang sudah dipesan akan selesai sekitar jam satu siang dan akan diantar langsung ke KBRI.

KBRI bermaksud akan menyerahkan empat unit ambulance (sumbangan dari DEPKES 1 unit, BSMI dan KISPA 1 unit, dan sumbangan dari persatuan dokter Arab di Mesir 2 unit) kepada Bulan Sabit Merah Palestina di Rafah. Pihak KBRI menawarkan kepada KISPA dan BAZNAS untuk berangkat bersama tim KBRI bersama konvoi ambulance.

Sore hari kami (KISPA dan BAZNAS) diterima secara khusus oleh Dubes RI untuk Mesir, A.M. Fachir, beliau didampingi Burhanuddin Badruzzaman, Minister Counsellor. Dalam pertemuan tersebut, selain kami memperkenalkan diri, kami juga berkoordinasi dengan pihak KBRI untuk izin masuk gerbang Rafah dan meminta masukan serta saran tentang jenis bantuan yang tepat untuk diberikan kepada rakyat Gaza, Palestina.

Dubes RI untuk Mesir menjelaskan bahwa izin masuk ke Rafah, Gaza tidak hanya ditentukan oleh pihak keamanan Mesir tetapi juga oleh Israel. Beliau berpesan untuk banyak bersabar jika izin belum juga ke luar/ belum diberikan pihak keamanan Mesir.

Menjelang waktu maghrib, pertemuan dengan Dubes RI untuk Mesir berakhir, selanjutnya kami diantar pak Hamdani staf KBRI untuk makan siang di rumah makan Yaman yang jaraknya tidak jauh dari gedung KBRI.

Jalanan di kota Kairo sangat macet, sebelum sampai ke rumah makan Yaman waktu shalat maghrib sudah masuk, maka kami shalat maghrib dan dijama’ dengan shalat isya’ terlebih dahulu di masjid Sekolah Indonesia Kairo (SIK) .

Sekitar jam 20.00 waktu Kairo, kami baru sampai di rumah makan Yaman, untuk makan siang. Saat kami asyik santap malam, ada telpon dari pak Danang staf KBRI yang menginformasikan bahwa ambulance sudah siap untuk diantar ke Rafah, jika ingin berangkat bersama-sama ke Rafah kami ditunggu di KBRI sampai jam 23.00 waktu Kairo.

Mendengar informasi tersebut kami harus segera ke Griya Jawa Tengah untuk berkemas-kemas menyiapkan pakaian, selanjutnya segera berangkat ke KBRI dan bergabung dengan tim KBRI yang sudah menunggu.

Sekitar jam 23.15 waktu Kairo, tim KBRI (pak Danang, pak Amir dan pak Syamsul) dan tim KISPA serta BAZNAS dan empat unit ambulance meluncur menuju Rafah.

Alhamdulillah perjalanan sangat lancar, walaupun harus melewati pos pemeriksaan yang jumlahnya sekitar 14 pos pemeriksaan sepanjang Ismailia hingga Rafah.

Dengan kecepatan tinggi sekitar 150 km per jam, jarak 500 km dapat ditempuh dalam waktu 7 jam, termasuk istirahat untuk shalat subuh di masjid Al Quds, di kecamatan Syekh Zuwed, Sinai Utara, Al ‘Arisy, 10 km dari Rafah.

Sekitar jam sembilan pagi, tanggal 27 Januari 2009, hari Selasa, kami (tim KBRI, KISPA, BAZNAS) sudah sampai di gerbang Rafah.

Di pintu gerbang Rafah, Mesir saya bertemu dengan dr. Agus, Jazuli, dan dokter lainnya dari BSMI, juga bertemu dengan dr. Yose Rizal, dr. Sarbini Abdul Murad, ustadz. Uthman Shihab, ustadz. Husein Hamid Al Atas, ustadz. Abbas Idrus Al Habsyi dari Mer-C.

Kami menunggu di depan pintu gerbang Rafah sekitar enam jam, ketika azan Zuhur di kumandangkan, kami bersama dengan relawan dari negara lain melaksanakan sholat di mushola yang letaknya tidak jauh dari pintu gerbang Rafah.

Setelah shalat zuhur yang dijama’ dengan sholat ashar, saya berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan melewati pintu gerbang Rafah, Mesir.

Alhamdulillah, dengan izin-Nya sekitar jam 14.00 waktu Mesir, rombongan KISPA, BAZNAS, BSMI, Mer-C, Republika dan ustadz Sobri diperkenankan masuk gerbang Rafah, Mesir untuk mengisisi daftar isian yang telah dipersiapkan petugas imigrasi Mesir.

Tepat jam 14. 52 waktu Rafah Gaza, Palestina, rombongan dari Indonesia sudah dapat memasuki imigrasi Rafah, Gaza, Palestina.

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah yang telah memudahkan hamba-Nya memasuki Rafah, Gaza, Palestina.

(insya Allah bersambung)

H. Ferry Nur, S.Si

Emai : ferryn2006@yahoo.co.id
Website : www.kispa.org

Salurkan Infaq Peduli Al Aqsha
Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi
No. Rek. 311.01856.22 an Nurdin QQ KISPA



baca selengkapnya »»

11 Februari 2009

Tiga Fitnah Dunia Yang Menimpa Dai
Oleh: Iman Santoso, Lc



Fitnah dunia telah sedemikian hebatnya mengganas, menyerang dan menguasai pikiran mayoritas umat manusia. Fitnah itu mengkristal menjadi ideologi yang banyak dianut manusia, yaitu materialisme. Rasulullah saw., pada 14 abad lalu telah memprediksinya dalam sebuah hadits yang terkenal disebut dengan hadits Wahn, ”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kalian, sebagaimana orang lapar mengepung tempat makanan. Berkata seorang sahabat, “ Apakah karena kita sedikit pada saat itu ? Rasul saw. bersabda,” Bahkan kalian pada saat itu banyak, tetapi kalian seperti buih, seperti buih lautan. Allah akan mencabut dari hati musuh kalian rasa takut pada kalian. Dan Allah memasukkan ke dalam hati kalian Wahn. Berkata seorang sahabat,” Apakah Wahn itu wahai Rasulullah saw ? Rasul saw, bersabda, “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Dawud)


Dunia dengan segala isinya adalah fitnah yang banyak menipu manusia. Dan Rasulullah saw., telah memberikan peringatan kepada umatnya dalam berbagai kesempatan, beliau bersabda dalam haditsnya: Dari Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim) (At-Taghaabun 14-15).


Macam-macam Fitnah Dunia
Secara umum fitnah kehidupan dunia dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: wanita, harta dan kekuasaan.

Fitnah Wanita
Dahsyatnya fitnah wanita telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan surat ‘Ali Imran 14 menempatkan wanita sebagai urutan pertama yang banyak dicintai oleh manusia dan pada saat yang sama menjadi fitnah yang paling berbahaya untuk manusia. Rasulullah saw. bersabda, ” Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim).


Fitnah wanita dapat menimpa siapa saja dari seluruh level tingkatan manusia baik dari kalangan pemimpin maupun rakyat biasa. Sejarah telah membuktikan kenyataan tersebut. Banyak para pemimpin dunia yang jatuh karena faktor fitnah wanita. Dan fitnah wanita juga dapat menimpa para dai dan pemimpin dai. Bahkan salah satu hadits yang paling terkenal dalam Islam, yaitu hadits niat, sebab keluarnya karena ada salah seorang yang hijrah ke Madinah untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qois. Maka dikenallah dengan sebutan Muhajir Ummu Qois.


Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu istri maka banyak para istri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang prioritas lainnya. Jika wanita itu wanita selain istrinya, maka fitnah dapat berbentuk perselingkuhan dan perzinahan. Fitnah inilah yang sangat dahsyat yang menimpa banyak umat Islam.


Ada banyak cerita masa lalu baik yang terjadi di masa Bani Israil maupun di masa Rasululullah saw yang menyangkut wanita yang dijadikan obyek fitnah. Kisah seorang rahib yang membakar jari-jari tangannya untuk mengingatkan diri dari azab neraka ketika berhadapan dengan wanita yang sangat siap pakai, kisah penjual minyak wangi yang mengotori dirinya dengan kotoran dirinya agar wanita yang menggodanya lari, dan cerita nabi Yusuf a.s. yang diabadikan Al-Qur’an. Itu kisah-kisah mereka yang selamat dari fitnah wanita. Sedangkan kisah mereka yang menjadi korban fitnah wanita lebih banyak lagi. Kisah rahib yang mengobati wanita kemudian berzina sampai hamil dan membunuhnya, sampai akhirnya musyrik karena menyembah setan. Kisah raja Arab dari Bani Umayyah yang meninggal dalam pelukan wanita dan banyak lagi kisah-kisah lainnya.


Fitnah Harta
Fitnah dunia termasuk bentuk fitnah yang sangat dahsyat yang dikhawatirkan Rasulullah saw, “Dari Amru bin Auf al-Anshari ra bahwa Rasulullah saw. mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarrah ke al-Bahrain untuk mengambil jizyahnya. Kemudian Abu Ubaidah datang dari bahrain dengan membawa harta dan orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah. Mereka berkumpul untuk shalat Subuh dengan Nabi saw. tatkala selesai dan hendak pergi mereka mendatangi Rasul saw., dan beliau tersenyum ketika melihat mereka kemudian bersabda,”Saya yakin kalian mendengar bahwa Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu?” Mereka menjawab, ”Betul wahai Rasulullah”. Rasul saw. bersabda, ”Berikanlah kabar gembira dan harapan apa yang menyenangkan kalian, demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).


Pada saat dimana dakwah sudah memasuki wilayah negara, maka fitnah harta harus semakin diwaspadai. Karena pintu-pintu perbendaharaan harta sudah sedemikian rupa terbuka lebar. Dan fitnah harta, nampaknya sudah mulai menimpa sebagian aktifitas dakwah. Aromanya sudah sedemikian rupa tercium menyengat. Kegemaran main dan beraktivitas di hotel, berganti-ganti mobil dan membeli mobil mewah, berlomba-lomba membeli rumah yang mewah dan berlebih-lebihan dengan perabot rumah tangga, lebih asyik bertemu dengan teman yang memiliki level sama dan para pejabat lainnya adalah beberapa fenomena fitnah harta.
Yang paling parah dari fitnah harta bagi para dai adalah menjadikan dakwah sebagai dagangan politik. Segala sesuatu mengatasnamakan dakwah. Berbuat untuk dakwah dengan berbuat atas nama dakwah bedanya sangat tipis. Menerima hadiah atas nama dakwah, menerima dana dan sumbangan musyarokah atas nama dakwah. Mendekat kepada penguasa dan menjilat pada mereka atas nama dakwah dan sebagainya.


Dalam konteks ini Rasulullah saw. dan para sahabatnya pernah ditegur keras oleh Allah karena memilih mendapatkan ghonimah dan tawanan perang, padahal itu semua dengan pertimbangan dakwah dan bukan atas nama dakwah. Kejadian ini diabadikan Al-Qur’an surat Al-Anfaal (8): 67-68, “Tidak patut, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu)…”


Fitnah Kekuasaan
Fitnah kekuasaan biasanya menimpa kalangan elit dan level tertentu dalam tubuh umat. Fitnah inilah yang menjadi pemicu fitnah kubra di masa sahabat, antara Ali r.a. dengan siti Aisyah r.a. dalam perang Jamal, antara Ali r.a. dengan Muawiyah r.a. dalam perang Siffin, antara Ali r.a. dengan kaum Khawarij.


Fitnah kekuasaan ini juga dapat menimpa gerakan dakwah dan memang telah banyak menimpa gerakan dakwah. Para aktifis gerakan dakwah termasuk para pemimpin gerakan dakwah adalah manusia biasa yang tidak ma’shum dan tidak terbebas dari dosa dan fitnah. Yang terbebas dari fitnah dan kesalahan adalah manhaj Islam. Sehingga fitnah kekuasaan dapat menimpa mereka kecuali yang dirahmati Allah. Kecintaan untuk terus memimpin dan berkuasa baik dalam wilayah publik maupun struktur suatu organisasi adalah bagian dari fitnah kekuasaan.


Fitnah kekuasaan yang paling dahsyat menimpa aktifis dakwah adalah perpecahan, saling menjatuhkan, saling memfitnah bahkan saling membunuh. Dan semua itu pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita semua diselamatkan dari semua bentuk fitnah ini.


Untuk mengantisipasi semua bentuk fitnah dunia ini, maka kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan berlindung dari keburukan fitnah dunia. Mengokohkan pribadi kita sehingga menjadi jiwa rabbani bukan jiwa maadi (materialis) dan juga bukan jiwa rahbani (jiwa pendeta yang suka kultus). Disamping itu kita harus mengokohkan pemahaman kita tentang hakekat dunia, risalah manusia dan keyakinan tentang hisab dan hari akhir.


1. Hakekat Harta dan Dunia
• Dunia adalah permainan dan senda gurau. [QS. Al-Ankabuut (29): 64]
• Kesenangan yang menipu. [QS. Ali Imran (3): 185]
• Kesenangan yang terbatas dan sementara. [QS. Ali Imran (3): 196-197]
• Jalan atau jembatan menuju akhirat, Rasulullah saw bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari dari Ibnu Umar)


Manusia diciptakan Allah sebagai pemimpin yang harus memakmurkan bumi. Maka mereka harus menguasai dunia atau harta bukan dikuasai oleh harta. Sebagaimana doa yang diungkapkan oleh Abu Bakar r.a., ”Ya Allah jadikanlah dunia di tanganku, bukan masuk ke dalam hatiku.” Seperti itulah seharusnya seorang pemimpin. Memberi teladan tentang pengorbanan total dengan segala harta yang dimiliki, bukan malah mencontohkan kepada pengikutnya mengelus-elus mobil mewah dengan hati penuh harap bisa memiliki.
2. Meyakini hari Hisab dan Pembalasan.


Manusia harus mengetahui dan sadar bahwa kekayaan yang mereka miliki akan dihisab dan dibalas di akhirat kelak. Bahkan semua yang dimiliki dan dinikmati manusia baik kecil maupun besar akan dicatat dan dipertanggungjawabkannya. Oleh karenanya mereka harus berhati-hati dalam mencari harta kekayaan dan dalam membelanjakannya.


3. Sadar dan menyakini bahwa kenikmatan di akhirat jauh lebih nikmat dan abadi.
Rasulullah saw bersabda: ”Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya.” (Muttafaqun ‘alaihi)


Begitulah, kenikmatan paling nikmat yang Allah berikan di dunia hanyalah satu bagian saja dari rahmat Allah swt sedangkan sisanya Allah tahan dan hanya akan diberikan kepada orang-orang beriman di surga.


Dan kesimpulannya agar kita terbebas dari fitnah dunia, maka kita harus membentuk diri kita menjadi karaktersitik rabbaniyah bukan madiyah dan juga bukan rahbaniyah. Jiwa inilah yang selalu mendapat bimbingan Allah karena senantiasa berintraksi dengan Al-Qur’an baik dengan cara mempelajarinya maupun dengan cara mengajarkannya. Wallahu a’lam

baca selengkapnya »»

09 Februari 2009

Ust. KH. Rahmat Abdullah dan Palestina

Ustadz Rahmat Abdullah pernah menuntut ilmu di pesantren “Perguruan Islam Asy Syafi’iyah”, Bali Matraman, Jakarta Selatan, sekaligus berguru kepada pendiri pesantren Perguruan Islam tersebut, seorang ulama yang tegas dan kharismatik, KH. Abdullah Syafi’i.


Ustadz Rahmat Abdullah adalah seorang guru yang perlu ditiru, pembina yang bijaksana, murabbi yang rendah hati, lahir di kampung Betawi daerah Kuningan, Jakarta Selatan, 3 Juli 1953. Putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Abdullah dan Siti Rahmah.

Beliau pernah menuntut ilmu di pesantren “Perguruan Islam Asy Syafi’iyah”, Bali Matraman, Jakarta Selatan, sekaligus berguru kepada pendiri pesantren Perguruan Islam tersebut, seorang ulama yang tegas dan kharismatik, KH. Abdullah Syafi’i.

Kecintaannya kepada ilmu, dunia pendidikan dan pembinaan (tarbiyah) meyebabkan beliau mengajar di almamaternya dan Darul Muqorrobin, Karet, Kuningan, Jakarta Selatan, serta membina pemuda-pemuda yang berada di sekitar rumahnya.

Guru beliau lainnya adalah Ustadz Bakir Said Abduh, lulusan perguruan tinggi Mesir, pengelola Rumah Pendidikan Islam (RPI), Kuningan Jakarta Selatan. Melalui ustadz Bakir Said Abduh, Ustadz Rahmat banyak membaca buku-buku karya ulama Al-Ikhwan Al-Muslimin, salah satunya adalah buku Da’watuna (Hasan Al-Bana) yang kemudian ia terjemahankan menjadi Dakwah Kami Kemarin dan Hari Ini (Pustaka Amanah).

Sebagai seorang Ustadz dan seorang Murabbi, beliau tidak berpikiran sempit, memiliki wawasan yang luas, memiliki perhatian dan kepedulian terhadap permasalahan dunia Islam, seperti Afghanistan, Bosnia, khususnya Palestina yang masih dijajah Zionis Israel.

Ketika masyarakat Jakarta mengikuti aksi damai “SELAMATKAN AL AQSHA”, Ahad, 17/4/2005, yang diadakan DPP PKS dan diikuti 250.000 masa.

Ustadz Rahmat Abdullah walaupun dalam keadaan sakit, beliau turut serta dan tidak mau ketinggalan untuk ambil bagian membela rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsha yang akan dihancurkan oleh tangan kotor Zionis Israel.

Bahkan beliau ikut long march dari bundaran HI ke Kedutan Besar AS di Jl. Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, dan melakukan orasi membangkitkan semangat kader dakwah dalam perjuangan dan membela saudaranya di Palestina yang sedang dizalimi penjajah Israel.

Di antara isi pidatonya adalah:

“Yang mati ditikam sudah banyak, yang mati kena narkoba melimpah, yang mati kebut-kebutan kecelakaan lalulintas sudah banyak. Indonesia bertanya, siapa yang mati dengan seni kematian yang paling indah? Seni kematian yang paling baik membela ajaran Allah, membela mereka yang tertindas dan teraniaya. Mungkin banyak yang ngeri dengan istilah tadi. Sekedar berjalan kaki dari HI kemari (ke depan kedubes AS) belum berarti apa-apa. Tetapi ini akan jadi sangat berarti bagi saudara-saudara kita di Paletina. Tahukah saudara-saudara sekalian?! Di tengah derita mereka, hidup bertahun-tahun ditenda dan rumah-rumah darurat, ternyata saudara-sadara kita di Palestina masih sempat mengirimkan sumbangan untuk saudara-saudara kita di Aceh (korban gempa dan Tsunami) kemarin. Karena yang bisa memahami derita adalah orang yang sama –sama menderita, oleh karena itu walaupun kita tidak dalam derita seharusnya punya kepekaan, punya kepedulian dan punya hati yang halus dan lembut untuk bisa mendengar rintihan suara anak –anak di Palestina”.

Kehadiran Ustadz Rahmat dalam Aksi Solidaritas untuk Palestina dengan tema “SELAMATKAN AL AQSHA”, Ahad, 17/4/2005 dan orasinya di depan kedubes AS, merupakan kehadiran beliau untuk yang terakhir kalinya dalam mengikuti Aksi Pembelaan untuk Palestina, karena dua bulan setelah Aksi Solidaritas tersebut tepatnya pada hari Selasa, 14 Juni 2005, beliau wafat pada usia 52 tahun, dengan meninggalkan seorang isteri dan tujuh orang anak. Jasad beliau dikuburkan di samping komplek Islamic Center IQRO’, Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi.

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)”. (QS. Al-Ahzab/33:23)

Doa Ustadz Rahmat: ”Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu …Engkau kirimkan kepada kami da’i penyeru iman…Kepada nenek moyang kami penyembah berhala…Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da’wah…Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran…Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini kepada generasi berikut kami…Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini…Dengan sikap malas dan enggan berda’wah…Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa”.


H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA
baca selengkapnya »»

29 Januari 2009

Angka 8
Sinyal Perpecahan atau Kematian PKS

Tulisan ini jauh dan amat jauh dari tema khurafat apalagi kemusyrikan. Yang meyakini angka sebagai suatu nilai keberuntungan atau sebaliknya sebagai penyebab kehancuran.
Para kader PKS yang disebut-sebut sebagai kader dakwah sangat akrab dengan nuansa Islami. Hingga nomor partai mereka pun dilihat dari sudut pandang yang Islami. Saat masih PK, di mana waktu itu partai baru tersebut bernomorkan 24, para kadernya –tentu dibimbing oleh para guru mereka- menyatakan bahwa partai dakwah itu harus bisa mewakili semangat surat ke-24 dalam al-Qur’an. Surat ke-24 adalah Surat an-Nur. An-Nur berarti cahaya. Kiprah pertama mereka dalam dunia politik itu diharapkan menjadi sebuah lentera di tengah kegelapan dan cahaya yang menerangi nusantara.
Setelah mereka menghibur diri secara internal karena tidak berhasil melalui ET, maka muncullah PKS. Kali ini Allah memberikan nomor 16. Bagi para kadernya –tentu juga bagi para guru mereka- angka itu kembali dimaknai sebagai sebuah semangat surat ke-16 dalam al-Qur’an. Surat ke-16 adalah Surat an-Nahl. An-Nahl artinya lebah. Filosofi lebah menjadi semangat berkobar-kobar para kadernya untuk membesarkan partai. Mengambil dari tempat yang baik dan mengeluarkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, seperti lebah. Semangat ini menjadi sangat klop dengan semboyan mereka: bersih dan lebih peduli. Ditambah dengan bukti kebersihan para pejabat mereka pada periode pemilu sebelumnya plus kedekatan seluruh kadernya dengan masyarakat saat musibah menghantam.
Kini, PKS masih bertahan. Nomor urut yang didapat adalah 8. Walau tidak sekental dulu dalam menyesuaikannya dengan surat al-Qur’an, tetapi tetap ada saja kalimat yang menyampaikan tersebut dari para kader –bahkan sekali lagi para guru mereka-. Surat ke-8 adalah surat al-Anfal yang berarti harta rampasan perang. Penafsiran angka 8 dengan mengaitkannya kepada al-Qur’an, jelas lebih aman dari kontroversi daripada menyematkannya dengan ke-hoki-an, sama rata atas bawah. Suasana surat al-Anfal jelas menggambarkan kemenangan besar dalam jihad sehingga mendapatkan harta rampasan perang.
Terlepas dari itu, kontroversi gaya hidup sebagian pejabat PKS hasil pemilu 2004 menyulut internal sendiri. Bermunculanlah kritik-kritik tajam disertai pertarungan yang masih selalu dikemas apik di media luas dengan bahasa kebebasan berpendapat dalam tubuh partai. Kekayaan yang tersulap menjadi wah, disertai dengan perubahan haluan pandangan terhadap harta, membuat para kadernya sangat terinspirasi untuk meraih kemenangan gemilang di 2009. Sasarannya RI1 atau RI2. Sangat maksimal.
Jika tercapai, maka sangat dekatlah makna angka 8 dengan Surat al-Anfal yang masih terus didengungkan oleh para kadernya.
Nah, dari sinilah tulisan ini bermula...

Sinyal Kuat Perpecahan PKS
Kisah kemenangan besar yang terfilosofikan dari kemenangan gemilang dan agung dalam jihad sehingga mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang), dibahas dalam surat al-Anfal.
Surat al-Anfal yang pasti akan menceritakan kemenangan agung dalam jihad, seyogyanya dimulai dengan syukur, tasbih atau apapun yang bisa mengungkapkan rasa syukur yang dalam atas kemenangan.
Ternyata tidak. Justru ayat dimulai dengan empat hal saat Nabi ditanya tentang distribusi harta rampasan perang tersebut:
1. Katakanlah (hai Muhammad): harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul-Nya
2. Maka bertakwalah kepada Allah
3. Perbaiki hubungan di antara kalian
4. Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kalian beriman
Permulaan surat itu harus menjadi bahan renungan yang dalam bagi semua;
Poin 1 menjadi mukaddimah untuk memutus ‘harapan’ dan nafsu menguasai harta karena ternyata harta tersebut milik Allah dan Rasul-Nya.
Poin 2 menguatkan yang pertama sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya mengembalikan dan ridha kepada keputusan Allah.
Poin 3 menjadi jawaban mengapa mukaddimahnya seperti ini. Harta itulah yang menjadi penyebab hancurnya sebuah hubungan baik yang indah dan dibangun di atas ukhuwah Islamiyyah.
Dan akhirnya poin 4 menutup ayat pertama untuk kembali kepada keputusan Allah dan Rasul-Nya dengan taruhan iman, jika tetap memelihara nafsu menguasai harta tersebut.
Maka, inilah renungan itu. Ternyata angka 8, bagi PKS bermakna sinyal perpecahan. Perpecahan yang ditimbulkan oleh harta.
Umar bin Khattab saat melihat banyak perhiasan digelar di hadapannya di Masjid Nabawi, ia justru menangis. Seseorang protes akan tangis Umar. Karena menurut orang itu, seharusnya Umar tersenyum bangga karena kekayaan yang datang di kekhilafahannya itu merupakan bukti kemenangan gemilang di belahan lain bumi Allah. Tetapi tidak menurut Umar. Umar berkata, “Inilah yang akan membuat kalian bertikai!”
Saat itu para shahabat Nabi masih banyak yang hidup. Kekhawatiran Umar tertuju bahkan kepada mereka. Dan ini sesungguhnya merupakan rangkaian kelanjutan kekhawatiran Nabi saat melihat harta yang banyak dibawa oleh dua orang shahabat Nabi yang Shubuh itu datang membawa harta dari suatu suku. “Demi Allah aku tidak takut kalian miskin. Tetapi aku takut jika dunia digelar di hadapan kalian. Kalian akan berlomba untuk mendapatkannya sebagaimana orang sebelum kalian berlomba mendapatkannya. Dan kalian akan hancur oleh dunia sebagai orang sebelum kalian telah hancur karenanya.” (Muttafaq alaih)
Hari ini saja, saat jumlah pejabat PKS belum lagi maksimal, perpecahan sudah terjadi. Walau coba ditutup dengan berbagai cara dan kemasan, media pun mulai mengendus. Bulan sabit itu sebenarnya memang telah retak kalau tidak mau dibilang telah terbelah. Kesenjangan terjadi luar biasa. Kader yang memasang bendera tak kenal waktu istirahat, mereka masih harus berkorban dengan semangat berinfak untuk pemenangan pemilu bahkan ada yang merelakan nyawanya demi sebuah bendera partai. Atas nama jihad siyasi seperti ajaran yang disampaikan oleh para petinggi PKS. Padahal secara ekonomi, masih banyak di antara mereka yang masih mengontrak bahkan tidak sanggup membeli sepeda motor. Sementara para pejabatnya, bergelimang harta. Dari sama-sama mengontrak rumah, kini sudah lebih dari satu rumah mewah dengan mobil dan atribut mewah, yang mencengangkan bukan saja kadernya tetapi juga masyarakat umum. Keikhlasan para kader mulai terusik. Tetapi mereka sangat mudah memaafkan dan memahami ketika dijawab oleh para tokohnya dengan dua kata kunci (tsiqoh/percaya dan tho’at/taat).
Sesaat suasana terkendali. Ternyata tidak untuk selanjutnya. Gejolak mulai muncul. Membesar dan terus membesar. Berbagai cara untuk mengendalikan perlawanan internal telah dilakukan. Dari cara halus seperti nasehat dan pengarahan. Hingga cara kasar seperti ancaman dan teror. Hasilnya, nol. Bahkan kekuatan yang menamakan diri sebagai kekuatan penyelamatan asholah dakwah itu semakin mengkristal dan meluas.
Sesungguhnya angka 8 belum lagi dipakai. Tetapi bibitnya sungguh telah terlihat nyata dan telanjang. Angka 8, sinyal perpecahan PKS.

Siratan Kuat Kematian PKS
“Kisah ghanimah dalam sejarah kita ajaib. Dan pelajaran yang diberikan kepada kita juga sangat ajaib.
Kekalahan-kekalahan kita bermula dari sebab ghanimah. Dan kita pun terhenti pada langkah terakhir perluasan kita karena ghanimah pula.
Maka, kisah ghanimah...adalah kisah kekalahan dalam sejarah kita!!”
Kata-kata di atas meluncur dengan begitu tegas, lugas, lantang dan tajam. Analisa cerdas seorang pakar sejarah Islam dari Mesir. DR. Abdul Halim ‘Uwais. Beliau mempunyai karya-karya tentang sejarah Islam. Analisa bisa dipastikan dalam dan tajam.
Termasuk analisa di atas. Bukan sebuah hipotesa yang belum terbuktikan. Tetapi hasil penelitian dari kajian panjang terhadap sejarah Islam. Kalimat tersebut di atas dimuat dalam karyanya yang berjudul:
أوراق ذابلة من حضارتنا
دراسة لسقوط ثلاثين دولة إسلامية
(Lembaran-Lembaran Lusuh Peradaban Kita: Studi keruntuhan 30 Daulah Islamiyyyah). Mungkin sebuah kebetulan atau tidak, kalimat di atas terdapat di halaman 8 versi buku yang bisa diunduh di internet.
Sekali lagi, kalimat di atas bukan sebuah hasil raba-raba. Tugas pembuktian telah dilakukan dengan sempurnya oleh Abdul Halim ‘Uwais. Ghanimah adalah kisah keruntuhan. Memang agak ironi nampaknya. Karena ghanimah semestinya bermakna kemenangan besar bukan justru keruntuhan. Tetapi, itulah faktanya.
Berikut ini pembuktiannya:
- Runtuhnya Ruh Jihad di Medan Uhud
Kekalahan pertama umat Islam terjadi pada Perang Uhud. Panglimanya langsung Rasulullah. Kemenangan yang sudah ada di depan mata dengan tunggang langgangnya musuh, tiba-tiba lenyap dalam hitungan yang tidak lama. Penyebab utamanya adalah para pasukan pemanah yang terdiri dari 50 orang di atas gunung ‘ainain (gunung rumah, hari ini). Mereka turun dan lupa perintah sang panglima agung Rasulullah yang melarang mereka turun apapun yang terjadi. Tugas mereka adalah menjaga punggung pasukan, dilarang keras turun hingga panglima memerintahkan mereka turun.
Ternyata mereka lupa. Lupa perintah Rasul. Ingatan mereka akan soliditas iman tertutup. Yang menutupnya adalah ghonimah. Menggiurkan tapi menipu. Membelalakkan tetapi menghancurkan. Semua turun berebut harta. Mereka berteriak-teriak, “Ghonimah...Ghonimah, teman-teman kalian menang, tunggu apalagi!”
Hanya tersisa...mereka yang mempunyai komitmen. Jumlah mereka lebih sedikit dari gebyar ramai-ramai memburu harta. Hanya 10 orang di antara mereka pimpinan para pemanah; Abdullah bin Jubair radhiallahu anhu yang berteriak-teriak mengingatkan perintah Nabi tetapi tidak digubris. Total mereka ada 50 orang. Jadi, hanya 20% yang masih komitmen dengan perintah Rasul. Sisa para penjaga perjuangan itu telah silau oleh harta.
Khalid bin Walid yang saat itu memimpin pasukan berkuda kafir Quraisy cerdas. Pasukan yang telah lari menuju ke Mekah, diputar kembali untuk menyerang dari arah lain setelah memutari gunung.
Kekalahan tak dapat terelakkan. Umat Islam kocar-kacir, sebagian lari, kaki mulia Rasulullah tergores karena terjeblos lubang, gigi beliau patah, patahan besi tameng menancap di pipi. Dan 70 shahabat-shahabat pilihan pun syahid.
Ya Rasulullah, engkau terluka. Karena ulah sebagian umatmu yang silau oleh dunia!
Maafkan kami yang belum bisa menyadarkan sahabat-sahabat kami yang melalaikan penjagaan dakwah karena kekuatan sihir harta!
Bahkan mereka menggunakan namamu, ya Rasulullah untuk melegitimasi perlombaan mereguk harta dan kini telah diajarkan secara luas!
Maafkan kami ya Rasulullah!


- Dan Terhentilah Langkah Andalus
Kekalahan besar yang mengakhiri perluasan muslim Andalus lebih jauh ke jantung Eropa terjadi pada Perang Bilath Syuhada’. Panglima muslimin kala itu Abdurahman al-Ghafiqi. Inilah muslim terakhir yang memimpin pasukan untuk melintasi pegunungan Baranis menuju ke Prancis. Mimpi penaklukan Prancis dan selanjutnya Eropa harus dipupus habis oleh setiap muslimin.
Al-Ghafiqi kalah. Dia gugur syahid. Di medang jihad Bilath Syuhada’. Dengan itu, pupuslah harapan muslimin untuk membuka Eropa melalui jalur Andalus. Sebab utamanya adalah ghanimah.
Memang, sejak awal umat Islam kokoh di Andalus, mereka sangat berambisi untuk bisa melewati pegunungan Baranis dan menaklukkan kota-kota di baliknya. Begitulah Musa bin Nushair mempunyai keinginan kuat untuk itu. Tetapi khalifah Walid bin Abdul Malik takut kalau pasukan muslimin dikeroyok di jalan yang belum mereka kuasai itu.
Kemudian Samh bin Malik al-Khaulani Pemimpin Andalus antara tahun 100-102 H berpikir untuk bisa melakukannya. Dia berhasil masuk hingga Kota Toulouse di selatan Prancis. Tetapi ia tidak bisa menguasainya bahkan terbunuh di sana. Pasukannya mundur.
Pemimpin Andalus yang baru Anbasah bin Suhaim al-Kalby melanjutkan penaklukan Eropa. Jalur penaklukan dirubah. Beberapa kota telah dikuasainya. Sayangnya ia tidak berpikir untuk mengamankan jalan kembalinya. Akhirnya ia pun terbunuh dan pasukannya kembali mundur.
Giliran Abdurahman al-Ghafiqi, sosok kokoh yang terus ingin merangsek masuk ke Eropa. Abdurahman adalah tokoh yang mempunyai kekuatan iman dan ingin membalas hal yang menimpa muslimin dengan terbunuhnya Samh.
Abdurahman telah mengumumkan jihad ke seantero Andalus bahkan sampai ke Afrika. Para relawan mujahid pun berdatangan dari berbagai penjuru negeri.
Para muslimin -arab atau barbar- bertemu dengan orang-orang kristen di dua kota Tourou dan Buwatih dekat dengan Paris. Pemimpin kristen adalah Charl Martil, salah satu menteri dan pemimpin istana. Dari pihak muslimin dipimpin oleh Abdurahman al-Ghafiqi.
Pertempuran sangat sengit terjadi selama tujuh hari berturut-turut. Jumlah pasukan asing lebih banyak dari pasukan muslimin. Kaum muslimin dalam perang itu sangat gigih. Dan hampir saja kemenangan diraih. Kalaulah bukan karena Ghanimah!!
Orang-orang Kristen mengetahui bahwa pasukan Islam membawa banyak harta ghanimah yang mereka peroleh sepanjang perjalanan menaklukkan kota-kota dari mulai Qordoba hingga Buwatih..
Kebiasaan Arab, ghanimah itu dibawa bersama mereka. Biasanya diletakkan di pasukan bagian belakang dengan pengawalan khusus. Sesungguhnya al-Ghafiqi telah mengkhawatirkan pasukannya terlena dengan harta banyak yang mereka bawa. Dan hampir saja ia memerintahkan agar harta itu ditinggal di negeri muslim. Tetapi perintah itu tidak jadi dikeluarkan karena takut membuat marah dan tersinggung pasukannya.
Celakanya, orang-orang Kristen memahami masalah harta yang memberatkan itu. Maka rencana mereka pun dijalankan. Sebagian pasukan Kristen mengganggu harta-harta yang diletakkan di dalam tenda. Hal ini membuat pasukan yang ada di bagian depan beramai-ramai ke tenda melindungi harta mereka. Mereka tidak sadar bahwa ini hanya taktik pasukan Kristen. Dengan mundurnya pasukan bagian depan ke belakang, maka susunan pasukan menjadi kacau. Sebagian pasukan berputar balik untuk menjaga harta ghanimah, sementara sebagian lain harus melayani serangan pasukan Kristen dari arah depan.
Abdurahman sang panglima berupaya maksimal untuk merapikan kembali barisan pasukan muslimin. Tetapi sia-sia. Sebuah panah melesat ke arahnya dan gugurlah ia. Pasukan muslimin tak lagi mempunyai panglima. Mengetahui itu, pasukan Kristen memperketat serangan yang datang dari berbagai arah. Dan terbunuhlah banyak sekali pasukan muslimin.
Tahun 114 H / 732 M itu terhitung merupakan akhir skenario besar untuk langkah perluasan Islam ke jantung Eropa.
“Kemudian terhentilah perluasan itu...karena kilau harta mengalahkan cahaya iman!!” Abdul Halim ‘Uwais menarik benang merah kesalahan yang tidak boleh terulang hari ini.
Bahkan ia tajamkan lagi,
“Orang-orang yang berguguran dalam mengais harta ghanimah tidak mungkin sukses dalam mengangkat panji aqidah atau peradaban.” (Auraq dzabilah min hadharatina, h. 10)
Bukan hanya itu, umat Islam harus menutup buku peradaban mereka di Andalus karena harta. Peradaban besar Islam di Andalus benar-benar runtuh dengan runtuhnya Granada. Tahun 1499 M masjid-masjid ditutup dan shalat resmi dilarang di seantero wilayah kebesaran Islam itu. Innalillahi wa inna ilahi raji’un.
Tetapi sangat mengejutkan. Sangat mencengangkan. Ternyata Andalus tidak runtuh karena serangan pasukan Kristen. Tidak pula karena rugi dalam peperangan.
Ambisi materi duniawi. Negeri muslim itu dijual. Oleh para pemimpinnya. Dengan harta sangat murah. Sampah dunia. Sekelumit harta dunia. Dan Andalus pun hilang untuk selamanya. Hingga hari ini.
Menangis kita membaca akhir kisah Andalus. Sekali lagi Inalillahi wa inna ilahi raji’un.
Dalang penjualan Granada kota muslim terakhir adalah dua menteri dan satu ahli agama. Dua menteri adalah: Abul Qasim al-Malih dan Yusuf bin Kamasyah dan satu ahli agama: al-Baqini. Kedua pemimpin itu mengirim surat penjualan Granada di mana di antara isinya, mereka menyebut bahwa muslim yang tidak menyetujui penyerahan Granada dengan ungkapan, “...Saya berharap Anda semua yakin bahwa saya adalah pelayan mulia yang tulus untuk tuan mulia, hanya saja para penduduk kota (Granada) wawasan mereka belum matang dan belum terbuka!”
Begitulah, diam-diam tanpa sepengetahuan masyarakat muslim, Granada dijual dengan cara mengecam saudara sendiri sesama muslim. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
DR. Abdul Halim ‘Uwais juga menulis buku tentang penyebab keruntuhan Andalus:
التكاثر المادي وأثره في سقوط الأندلس
(Bermegah-megahan materi dan dampaknya bagi keruntuhan Andalus).
Berikut penjelasan penutup dari buku itu,
“Sesungguhnya isi perjanjian penyerahan dan surat menyurat antara dua pihak –tanpa diketahui oleh masyarakat muslim- meyakinkan bahwa hal tersebut adalah penjualan yang dikangkangi oleh suap dan hadiah-hadiah kotor. Hal ini (keruntuhan Andalus) bukan disebabkan kerugian karena perang atau kehancuran negeri...tetapi penyembahan terhadap materi!”
Bukan hanya ‘Uwais yang menganalisa tentang harta yang menjadi sebab keruntuhan umat Islam dalam sejarahnya. Abbas Mahmud al-‘Aqqad dalam bukunya ‘Abqariyyatu Umar (kejeniusan Umar, h. 112) pun menyampaikan hal yang senada.
Abbas al-Aqqad mengomentari pembangunan kanal di masa Umar bin Khattab, antara sungai nil dan Laut Qolzam (Laut Merah) yang selesai kurang dari setahun yang dinamai kanal amirul muknimin. Bahwa kesederhanaan yang sangat dijaga oleh Umar untuk menjaga agar rakyat biasa hidup sederhana dan pasukan jihad tidak terlena. Dan inilah kesimpulannya,
“Kemegahan bangunan dalam sebuah negara adalah awal kelemahan dan kehancuran aqidah masyarakat.”

Begitulah ghanimah menjadi kisah kekalahan umat saat seharusnya merupakan awal kemenangan. Jika harta menjadi sebuah pemahaman bersama dan kemewahan yang menggeser kesederhanaan dengan berbagai dalihnya.
Dengan kajian ini, maka angka 8 menjadi dua sinyal. Sekecil-kecilnya adalah sinyal perpecahan di tubuh PKS. Dan maksimalnya adalah merupakan langkah akhir PKS di negeri ini.

Wallahu a’lam
Mahmud Rivi

Bahan Bacaan:
1. ‘Abqaraiyyah ‘Umar, Abbas Mahmud al-‘Aqqad
2. Al-Rahiq al-Makhtum, Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri
3. At-Takatsur al-Maddi wa atsaruhu fi suquth al-Andalus, Abdul Halim ‘Uwais
4. Dirasah lisuquth tsalatsina daulah islamiyyah, Abdul Halim ‘Uwais
5. Shahih Bukhari
6. Shahih Muslim
7. Siyar A’lam al-Nubala, adz-Dzahabi
8. Tarikh gahzawat al-‘Arab fi Faransa wasuwaisra wa ithaliya wa jazair al-Bahr al-Mutawassith, Amir Syakib Arsalan
baca selengkapnya »»

26 Januari 2009

Taat Kepada Pemimpin Yang Rusak Asal Masih Shalat?

Mereka yang tidak berani menegakkan nahi mungkar terhadap pemimpin yang rusak, berdalih bahwa para pemimpin itu masih shalat. Sehingga pemimpin itu tidak layak untuk dilawan.
Inilah hadits yang dijadikan sandaran,
سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِىَ وَتَابَعَ ». قَالُوا أَفَلاَ نُقَاتِلُهُمْ قَالَ « لاَ مَا صَلَّوْا ».
"Akan ada Umara' yang kalian kenal tetapi kalian ingkari. Barangsiapa yang mengetahuinya, ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat. Akan tetapi yang ridha dan mengikuti."
Para shahabat bertanya: Tidakkah kita perangi mereka?!
Rasul menjawab: "Tidak, selama mereka masih shalat."
Salah satu kaidah penting dalam memahami hadits dengan benar adalah mengumpulkan riwayat-riwayat sejenis dalam satu bab untuk dilihat secara komprehensif. Tidak bisa sebuah hadits dipahami, tanpa melihat riwayat sejenis. Sering kali kesalahan terjadi, ketika seseorang hanya berpegang pada satu riwayat dan tidak mengetahui riwayat lain, tetapi sudah berani memberikan hukum.
Di sinilah terasa begitu pentingnya membuka kembali penjelasan para ulama yang menguasa sekian banyak riwayat yang tidak kita kuasai. Sehingga cara mereka memutuskan pasti lebih benar, tepat dan luas.
Hadits tersebut di atas shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim dari ummul mukminin Ummu Salamah radhiallahu anha (hadits no. 4906-4909). Sebagaimana karakter Imam Muslim dalam Shahihnya, beliau biasa mengumpulkan berbagai riwayat dengan berbagai tambahan lafadz dalam satu bab.
Hadits dengan lafadz di atas diriwayatkan melalui jalur Qatadah dari Hasan. Selain jalur riwayat ini, ada jalur riwayat lain melalui Hisyam dari Hasan.
Riwayat Qatadah sendiri ada dua kalimat berbeda:
فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ
(Siapa yang mengetahui, telah berlepas diri. Siapa yang membenci, telah selamat)
فَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ سَلِمَ
(Siapa yang membenci, sungguh telah berlepas diri. Siapa yang mengingkari sungguh telah selamat)

Adapun riwayat Hisyam:
فَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ سَلِمَ
(Siapa yang mengingkari, sungguh telah berlepas diri. Siapa yang membenci, sungguh telah selamat)
Di awal, penting sekali melihat lihat judul bab hadits ini:
باب وُجُوبِ الإِنْكَارِ عَلَى الأُمَرَاءِ فِيمَا يُخَالِفُ الشَّرْعَ وَتَرْكِ قِتَالِهِمْ مَا صَلَّوْا وَنَحْوِ ذَلِكَ.
Bab wajibnya mengingkari para umara' yang bertentangan dengan syariat dan tidak boleh memerangi mereka selama masih shalat
Dari judul bab ini saja, sudah sangat jelas bahwa hadits tersebut di atas bukan untuk melegitimasi kebisuan mereka yang melihat kemungkaran para pemimpin. Justru hadits ini seharusnya membuka hati dan menggerakkan tangan serta lisan mereka untuk berani mengingkari perbuatan para pemimpin yang melakukan pelanggaran syariat. Yang dilarang adalah Qital (memerangi) mereka dengan melakukan pertumpahan darah, selama meraka masih shalat. Tetapi nahi mungkar adalah kewajiban sebagaimana judul bab ini sendiri.
Bahasa Rasulullah dalam hadits ini lebih jelas lagi. Ada dua kata yang menjelaskan siapa pemimpin tersebut dan sikap junudnya yang benar.
Pertama, kata yang dipakai Rasulullah: تعرفون (kalian mengenal mereka). Artinya para pemimpin itu bukan orang asing yang kemudian tiba-tiba muncul menjadi pemimpin. Tetapi mereka yang telah sekian lama bersama dalam perjuangan dan pasti orang yang sangat berjasa dalam dakwah serta orang pilihan, sehingga diangkat menjadi pemimpin. Itulah siratan makna dari bahasa Nabi: kalian mengenal mereka.
Kedua, kata yang dipakai Rasulullah: وتنكرون (Dan kalian ingkari). Kata mengingkari dari akar kata kemungkaran. Pengingkaran itu terjadi karena para pemimpin telah melakukan kemungkaran, maka mereka harus diingkari. Sehingga judul babnya menjadi: فِيمَا يُخَالِفُ الشَّرْعَ (Yang bertentangan dengan syariat). Inilah kemungkaran itu.
Dalam hadits no. 4910 masih dalam riwayat Muslim ada penjelasan tambahan sebelum Nabi menegaskan bahwa para pemimpin itu tidak boleh diperangi dengan pedang selama masih shalat. Penjelasan itu adalah:
وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ
(Dan pemimpin kalian yang buruk adalah yang:
- Kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian.
- Kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian.)
Karena kemungkaran yang dilakukan pemimpin itu, kemudian tersebarlah saling benci dan saling laknat antara junud dan pemimpin. Melihat teks hadits, hal ini semua terjadi dimulai dari kata (شرار أئمتكم / pemimpin kalian yang buruk). Inilah sumber masalahnya. Pemimpin yang mungkar dan buruk.
Kata kalian yang dipakai oleh Nabi dalam dua kata ini diperuntukkan untuk para shahabat. Yaitu para shahabat Nabi yang akan menjumpai keadaan baru, dengan kehadiran para qiyadah yang mungkar. Hal ini diperjelas dengan lafadz pertanyaan para shahabat:
ألا نقاتلهم؟
(Tidakkah kita perangi mereka?)
Untuk kita hari ini, siapapun yang mengikuti manhaj para shahabat pasti akan mengingkarinya dan tidak diam apalagi 'mendukung' kemungkaran dengan kalimat: selama mereka masih shalat. Jadi, mengingkari para qiyadah yang rusak adalah manhaj para shahabat yang langsung diajarkan oleh Rasulullah. Inilah makna dari judul bab: (وجوب الإنكار / wajibnya mengingkari). Jadi, tidak boleh diam!
Untuk menjelaskan kata (Qital / memerangi) para pemimpin yang dilarang, sekaligus kata dalam riwayat lain: (وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ / jangan mencabut ketaatan, hadits no. 4910). Berikut ini riwayat lain yang lebih menjelaskan makna Qital yang dilarang itu: (أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ / Tidakkah kita ayunkan pedang kepada mereka?) Inilah Qital yang dilarang. Yaitu mengangkat senjata hingga memungkinkan pertumpahan darah sesama muslim. Jika telah mengangkat senjata maka inilah Qital dan mencabut ketaatan yang dilarang dalam hadits ini.
Judul bab yang menggabungkan antara: (وجوب الإنكار / wajib mengingkari) dan (ترك قتالهم / tidak boleh memerangi mereka), harus dipahami dengan lengkap. Nahi mungkar sebuah kewajiban. Perang pertumpahan darah sebuah larangan.
Hadits ini menyampaikan dua hal sekaligus;
Pertama, tentang kehadiran qiyadah yang sudah dikenal jamaah tetapi terjerumus dalam kerusakan
Kedua, tentang sikap para junud
Untuk lebih jelas, mari kita simak penjelasan Imam Nawawi berikut ini.
"Hadits ini mengandung mukjizat yang memberitakan masa depan. Dan benar terjadi seperti yang dikhabarkan oleh Rasulullah. Riwayat: (siapa yang membenci sungguh telah berlepas diri...) maknanya lebih jelas. Yaitu, siapa yang membenci kemungkaran itu, sungguh ia telah berlepas diri dari dosa dan hukuman yang akan terjadi. Ini bagi yang tidak sanggup mengingkari dengan tangannya juga tidak dengan lisannya. Maka bencilah dengan hatinya agar bisa berlepas diri.
Adapun riwayat: (siapa yang mengetahui, telah berlepas diri) maknanya –wallahu a'lam- adalah: siapa yang mengetahui kemungkaran itu dan tidak ada yang samar baginya sungguh itu menjadi jalan baginya untuk bisa berlepas diri dari dosa dan hukuman yang akan terjadi, baik dengan cara mengubah menggunakan kedua tangannya, atau lisannya, jika ia lemah maka bencilah dengan hati.
Kalimat Nabi: (Akan tetapi yang ridha dan mengikuti) maknanya adalah: dosa dan hukuman bagi yang ridha dan mengikuti.
Hal ini menjadi landasan bahwa siapa yang lemah dan tidak sanggup menghilangkan yang mungkar, tidak berdosa hanya dengan sekadar diam. Tetapi ia berdosa jika ridha terhadapnya, dengan tidak membencinya menggunakan hati atau bahkan menjadi pengikutnya.
Adapun pertayaan shahabat: (Tidakkah kita perangi mereka?) dan jawaban Nabi: (Tidak, selama masih shalat), mengandung makna: tidak boleh khuruj terhadap khalifah hanya karena kedzaliman atau kefasikan selama tidak merubah sebagian dari kaidah-kaidah Islam."
Junud akan terpecah setelah pemimpin melakukan kemungkaran. Sikap mereka berbeda-beda. Tetapi Nabi telah menunjukkan dengan sangat gamblang mana sikap junud yang benar dan mana yang salah. Ada dua sikap junud yang disebutkan dalam hadits saling berhadapan:
1. Sikap (عرف / mengetahui), ( كره/ membenci) dan (أنكر / mengingkari)
Ini adalah sikap yang benar. Junud yang seperti ini disebut Nabi: (فقد برأ / sungguh telah berlepas diri) dan (فقد سلم / sungguh telah selamat).
2. Sikap (رضي / ridha) dan (تابع / mengikuti)
Ini adalah sikap yang salah. Nabi tidak menyebut akibat sikap junud yang seperti ini. Tetapi jelas maknanya sebagaimana juga yang disampaikan Imam Nawawi dalam penjelasannya bahwa sikap ini akan berdampak pada kebalikan poin pertama. Yaitu: para junud itu akan ikut menanggung dosa dan tidak selamat dari hukuman Allah.
Ada tiga tingkatan bagi junud Ishlah:
a. (Makrifah) Mengetahui
Ini tingkatan pertama yang harus dilalui untuk mencapai tingkat berikutnya. Tanpa melek permasalahan, maka tidak mungkin akan mengerti titik kemungkaran yang harus diingkari. Ini yang disebut oleh Imam Nawawi sebagai titian awal untuk selamat. Syaratnya, dengan ilmu dan informasi itu ia gunakan untuk melangkah ke tangga berikutnya.
b. (Karahah) Membenci
Membenci dengan menggunakan hati. Ini adalah langkah selanjutnya setelah mengetahui. Tangga kedua ini sudah cukup untuk menghantarkan ia berlepas diri di hadapan Allah dari dosa pemimpin dan selamat dari hukuman ketika turun. Tetapi, jika ada yang memilih poin ini, berarti ia termasuk junud yang lemah. Karena pengingkaran terhadap kemungkaran baru sebatas hati.
c. (Ingkar) Mengingkari
Mengingkari bisa menggunakan hati, sehingga maknanya tidak jauh dari poin kedua. Atau bisa juga dengan menggunakan tangan dan lisan, sebagaimana 3 urutan nahi mungkar (tangan, lisan, hati). Jika maknanya adalah mengingkari dengan tangan dan lisan, maka junud di wilayah ini telah keluar dari kalimat Nabi: Iman yang paling lemah.

Junud pengekor juga mempunyai tingkatan:
a. (Ridha) Rela
Ridha, artinya masih rela dengan semua keputusan dan kepemimpinan pemimpin mungkar tersebut. Walaupun sangat mungkin mereka yang rela akan otomatis menjadi pengikut setia. Tetapi bisa jadi, kerelaan itu adalah sebuah keterpaksaan –dengan berbagai dalihnya- tetapi tidak lagi sebagai pengikut setia. Yang ada adalah rela dalam kebingungan. Ridha dalam ketidakjelasan. Biasanya, ini terjadi ketika seorang jundi cukup kesulitan untuk keluar dari lingkaran ketaatan sementara makrifah (pengetahuan dan informasi) tidak cukup dimiliki. Atau sudah mencapai tingkat makrifah, tetapi masih bimbang untuk mengambil langkah ke tangga berikutnya karahah (membenci).
b. (Mutaba'ah) Mengikut
Para pengikut pemimpin mungkar ini bisa muncul karena karena belum makrifah, jika ini masalahnya sangat mudah menyelesaikannya. Yang sulit adalah mereka yang tidak mau makrifah, menutup telinga dari kesalahan pemimpinnya. Data sebanyak apapun, tidak akan bisa merubahnya karena memang tidak mau tahu. Yang lebih buruk lagi, adalah mereka yang memang punya ambisi syahwah khafiyyah (syahwat tersembunyi). Apapun dan siapapun yang bisa memenuhi syahwatnya, pasti akan diikutinya dengan setia.

Di akhir penjelasan Imam Nawawi (Tidak boleh khuruj terhadap khalifah hanya karena kedzaliman atau kefasikan selama tidak merubah sebagian dari kaidah-kaidah Islam.), ada dua hal yang harus dipisahkan;
Pertama, pengingkaran terhadap pemimpin dilakukan jika yang terjadi adalah kedzaliman dan kefasikan. Pada batas ini, tidak boleh ada khuruj 'alal imam.
Kedua, perlawanan yang lebih serius dilakuan jika pemimpin telah merubah sebagian dari kaidah-kaidah Islam. Kaidah Islam yang dimaksud adalah tsawabit yang memang tidak akan berubah sepanjang zaman dalam keadaan apapun. Jika ada qiyadah jamaah muslimah yang telah berani mengubah tsawabit, maka perlawanan yang lebih serius dilakukan dengan kajian yang lebih dalam terhadap kaidah-kaidah nahi mungkar.

Wallahu a'lam
Ar raji 'afwa rabbih
Abu Dihya
baca selengkapnya »»
Pemimpin Mematikan Sunnah, Memunculkan Bid'ah dan Mengakhirkan Shalat

عن عبد الله يعني ابن مسعود ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إنه سيلي أمركم قوم يطفئون السنة ، ويحدثون البدعة، ويؤخرون الصلاة عن مواقيتها » . قال ابن مسعود : فكيف يا رسول الله ، إن أدركتهم ؟ قال : « يا ابن أم عبد ، لا طاعة لمن عصى الله » ، قالها ثلاثا
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, "Kalian akan dipimpin oleh kaum yang mematikan sunnah, memunculkan bid'ah dan mengakhirkan waktu shalat dari waktunya."
Ibnu Mas'ud bertanya: Bagaimana ya Rasulullah, jika saya menjumpai mereka?
Nabi bersabda, "Wahai Ibnu Ummi 'Abd, Tidak ada ketaatan bagi orang yang maksiat kepada Allah!" Diucapkan tiga kali.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad no. 3863 dan 3966, Ibnu Majah no. 2865, Baihaqi no. 5520 dan dalam Dalail an-Nubuwwah no. 2691.
Al-Albani mengatakan: Ini sanadnya shahih, para perawinya perawi shahih sesuai dengan syarat Imam Muslim. (as-Silsilah ash-Shahihah hadits no. 590 dan 2864)

Kita perlu kumpulkan hadits-hadits yang berbicara tentang tema ini agar mendapat gambaran lengkap tentang pembahasannya. Berikut ini adalah hadits-haditsnya:

1. عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ « كَيْفَ أَنْتَ إِذَا كَانَتْ عَلَيْكَ أُمَرَاءُ يُؤَخِّرُونَ الصَّلاَةَ عَنْ وَقْتِهَا أَوْ يُمِيتُونَ الصَّلاَةَ عَنْ وَقْتِهَا ». قَالَ قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِى قَالَ « صَلِّ الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا فَإِنْ أَدْرَكْتَهَا مَعَهُمْ فَصَلِّ فَإِنَّهَا لَكَ نَافِلَةٌ ». وَلَمْ يَذْكُرْ خَلَفٌ عَنْ وَقْتِهَا.
"Dari Abu Dzar berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya sambil menepuk pahaku, "Bagaimana kamu jika berada diperintah oleh umara' yang mengakhirkan shalat dari waktunya atau mematikan shalat dari waktunya?"
Abu Dzar berkata: Apa perintahmu kepadaku?
Nabi bersabda, "Shalatlah tepat pada waktunya, jika (setelah itu) kamu bersama mereka (hendak) melaksanakannya, maka shalatlah kamu. Sesungguhnya ini menjadi ibadah sunnah bagimu." (HR. Muslim no. 1497, 1500 dan 1502)

2. سيليكم أمراء بعدي يعرفونكم ما تنكرون و ينكرون عليكم ما تعرفون ، فمن أدرك ذلك منكم ، فلا طاعة لمن عصى الله .
"Kalian akan diperintah pemimpin setelahku yang mereka mengenalkan kalian kepada hal yang kalian ingkari dan mereka mengingkari kalian pada sesuatu yang sudah kalian kenali. Barangsiapa yang menjumpai hal tersebut di antara kalian, maka tidak ada ketaatan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah." (HR. Ahmad no. 2282,1 Hakim no 5528, Thabrani dalam al-Ausath no. 2894 dan 'Uqaili dalam adh-Dhu'afa')
Hadits ini dihasankan oleh al-Albani (lihat as-Silsilah ash-Shahihah hadits no 590) dan al-Munawi berkata: sanadnya bagus. (lihat jami' al-Ahadits hadits no. 9059)
Dalam riwayat lain:
3. سيكون عليكم أمراء يأمرونكم بما لا تعرفون ويفعلون ما تنكرون فليس لأولئك عليكم طاعة
"Kalian akan diperintah oleh para pemimin yang memerintahkan kalian terhadap hal yang tidak kalian kenal dan mengerjakan hal yang kalian ingkari. Kalian tidak ada kewajiban taat kepada mereka." (Jami' al-Ahadits no. 13057)

4. ليأتين عليكم أمراء يقربون شرار الناس ، و يؤخرون الصلاة عن مواقيتها ، فمن أدرك ذلك منهم فلا يكونن عريفا و لا شرطيا و لا جابيا و لا خازنا.
"Akan datang kepada kalian para pemimpin yang mendekat kepada manusia-manusia jahat, mengakhirkan shalat dari waktunya. Barangsiapa yang menjumpai hal itu pada mereka, maka jangan sekali-kali ia menjadi 'arif, syurthiy, jabi, khazin." (HR. Ibnu Hibban hadits no. 4669, Abu Ya'la no. 1115)
Al-Haitsami berkata: Para perawinya adalah perawi shahih kecuali Abdurrahman bin Mas'ud dan dia tsiqah.
Al-Albani berkata: Ini sanadnya shahih, para perawinya tsiqah; para perawinya Bukhari dan Muslim selain Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, dia tsiqah. Juga Ahmad bin Ali bin Mutsanna dia adalah Abu Ya'la al-Mushili tsiqah hafidz. (Lihat as-Silsilah ash-Shahihah hadits no. 360)

Ada dua tema besar yang disampaikan dalam hadits-hadits di atas:
1. Kemunculan ciri pemimpin yang rusak
2. Sikap para junud

Ciri para pemimpin rusak dalam hadits-hadits tersebut sebagai berikut:
a. Memadamkan sunnah
b. Menghidupkan bi'dah
c. Mengakhirkan shalat
d. Mengenalkan dan memerintahkan terhadap hal-hal yang selama ini diingkari oleh para junudnya
e. Mengingkari hal-hal yang selama ini telah dikenal dan dipahami oleh para junudnya
f. Mendekat kepada orang-orang rusak/jahat

Dan beginilah para junud harus bersikap:
a. Jika masalahnya tentang mengakhirkan shalat, para junud harus meninggalkan pemimpinnya, untuk shalat tepat pada waktunya. Dan tidak ikut mengakhirkan shalat bersama pemimpinnya.
Abdullah bin Umar semula mau shalat bersama Hajjaj bin Yusuf. Ketika Hajjaj mulai mengakhirkan shalatnya, Ibnu Umar tidak lagi terlihat shalat bersama Hajjaj.
Abu Juhaifah pun melakukan hal yang sama ketika Hajjaj mengakhirkan shalat, dia berdiri/pergi dan shalat.
Ketika Khalifah al-Walid mengakhirkan shalat Jum'at hingga masuk waktu sore, Atha' berkata: saya datang ke masjid, langsung shalat Dzuhur sebelum duduk kemudian shalat Ashar sambil duduk dengan mengggunakan isyarat saat al-Walid sedang khutbah.
Ibnu Hajar memberikan komentarnya: Atha' melakukan itu karena dia takut dibunuh.
Saat di Mina dan muslimin menunggu al-Walid mendengarkan surat-surat yang ditujukan kepadanya sehingga shalat diakhirkan, Atha' dan Said bin Jubair shalat sambil duduk dengan isyarat. (lihat: Fath al-Bari 2/14 maktabah syamilah)
b. Jika masalahnya adalah pemimpin yang memadamkan sunnah, menghidupkan bid'ah dan mengakhirkan shalat. Maka Nabi menegaskan dengan setegas-tegasnya bahwa dilarang taat kepada pemimpin seperti ini.
Bahkan Nabi heran untuk orang berilmu sekelas Ibnu Mas'ud masih menanyakan sikap terhadap pemimpin yang sudah seperti itu,
تَسْأَلُنِى ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ كَيْفَ تَصْنَعُ
"Kamu (masih) bertanya kepadaku wahai Ibnu Ummi Abd bagaimana kamu harus bersikap?" (HR. Baihaqi no.5520)
c. Jika pemimpin itu sudah merapat kepada orang-orang rusak dan jahat, maka para jundi dilarang untuk membantunya. Berikut 4 jabatan yang dilarang oleh Rasulullah bagi para jundi yang menjumpai pemimpinnya seperti itu:
a. 'Arif
'Arif adalah pimpinan suatu kaum dan tokoh mereka. Dinamakan juga naqib yaitu (pimpinan) yang menjadi bawahan pemimpin (tinggi). (Taj al-'Arus 1/6018, maktabah syamilah)
b. Syurthiy
Syurthiy adalah pasukan terdepan di medan perang dan siap untuk mati (Lisan al-'Arab 7/329, maktabah syamilah)
c. Jabi
Jabi adalah para petugas pengumpul. Biasanya kata ini lebih sering berhubungan dengan pengumpulan harta untuk negara. Jabi ash-shadaqat (pengumpul zakat, shadaqah) (al-Ahkam as-Sulthaniyyah 1/35, maktabah syamilah), Jabi al-Kharaj (Pengumpul kharaj/penghasilan tanah) (Lisan al-'Arab 14/128, maktabah syamilah)
d. Khazin
Khazin adalah mereka yang bertugas menyimpan, menjaga dan mengatur kekayaan dan aset (Lihat: Lisan al-'Arab 13/139). Seperti kalimat Nabi Yusuf : "Jadikanlah aku bendaharawan (Khazain) negara (Mesir)." (Qs. Yusuf: 55)

Wallahu A'lam
Ar-Raji 'Afwa Rabbih
Abu Dihya
baca selengkapnya »»

14 Januari 2009

Bacakan Doa Qunut Nazilah Bagi Gaza

Ketika agresi udara Zionis atas kota Gaza pertama kali pecah sabtu yang lalu tanggal 27 Desember 2008 kami menerima e-mail dari seorang kawan di Damaskus, Suriah. Beginilah sebagian isi suratnya:

”Masjid-masjid di seantero Damaskus basah oleh air mata para jama'ah, ketika para imam menutup rakaat terakhir solat Asar tadi dengan Qunut Nazilah yang menggetarkan. Para imam itu mengangkat tangan ke langit dan berdoa,

"Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,

Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,

Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,

turunkan para Malaikatmu untuk membantu para Mujahidin di Gaza dan Seluruh Palestina,

sebagaimana telah kau turunkan ribuan Malaikat di Badar, di Khandaq dan di Tabuk.

Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,

ringankanlah penderitaan saudara-saudara kami di Gaza,

kuatkanlah terus generasi baru dari antara anak-anak mereka,

menjadi generasi yang akan membawa kami pada kejayaan Islam lewat Jihad fii Sabiilillah.

Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,

janganlah Kau biarkan kami termasuk orang-orang yang berpangku tangan melihat kezaliman atas saudara-saudara kami.

Daftarkan nama-nama kami dalam daftar panjang para Mujahidin Mukhlisin dan para Syuhada yang menjemput Syurga-Mu.

Jangan Kau biarkan dunia yang hina ini melingkupi kehidupan kami sampai lupa pada Negeri Akhirat-Mu.

Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,

anugerahkan kepada kami kesabaran memegang teguh agama-Mu dan wafatkan kami dalam keadaan Muslim."



Seiring waktu dimana perang ini telah memasuki hari ke sepuluh, semakin banyak masjid di seantero dunia yang mengharuskan pembacaan doa Qunut Nazilah setiap sholat lima waktu. Doa Qunut Nazilah merupakan Qunut yang dibaca Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam untuk mendoakan kebaikan suatu kaum atau untuk kebinasaan suatu kaum yang lain. Doa ini dibaca pada saat sholat berjamaah. Doa ini dibaca pada rakaat terakhir sesudah ruku terakhir setelah berdiri i’tidal setelah membaca kalimat:



سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه



Lalu dalam posisi berdiri Imam sholat dan seluruh ma’mum mengangkat kedua tangan lalu mengaminkan doa Qunut Nazilah yang dipimpin Imam sholat berjamaah.



Saudaraku, ketahuilah bahwa doa merupakan salah satu senjata penting kaum muslimin. Itulah sebabnya menjelang Perang Badar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengawali perang dengan berdoa memohon pertolongan Allah bagi kemenangan pasukan Islam. Sedemikian khusyu’nya beliau berdoa sehingga sempat tiga kali surbannya jatuh dan setiap kali jatuh diangkat kembali oleh sahabat Abu Bakar.



Saudaraku, jangan pernah remehkan pengaruh doa Anda apalagi jika mendoakan saudara muslim tanpa sepengetahuan fihak yang didoakan. Doa Qunut Nazilah yang kita bacakan sekarang berkaitan dengan pembantaian pasukan Zionis Israel atas saudara-saudara kita kaum muslimin di Gaza, Palestina. Intinya kita memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar menolong dan memenangkan kaum muslimin dan mujahidin Palestina di Gaza sembari mengharapkan kekalahan bahkan kehancuran fihak Yahudi Zionis Israel.



Biasanya doa Qunut Nazilah diawali dengan pembacaan doa Qunut seperti biasa oleh Imam Sholat berjamaah. Lalu sesudah itu barulah sang Imam memimpin doa yang lebih spesifik berkenaan dengan penderitaan saudara-saudara kita di Gaza. Doa Qunut yang biasa berbunyi sebagai berikut:



اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ ، وَعَافِنَا فِيمَنَ عَافَيْتَ ، وتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ ،

وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ ،

وَإِنَّهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ

“Ya Allah, berilah kami petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Selamatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang Engkau telah pelihara. Uruslah kami di antara orang-orang yang telah Engkau urus. Berkahilah kami dalam segala sesuatu yang Engkau telah berikan. Hindarkanlah kami dari segala bahaya yang Engkau telah tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan bukan yang ditentukan. Sesungguhnya tidak akan jadi hina orang yang telah Engkau lindungi. Engkau wahai Rabb kami adalah Maha Mulia dan Maha Tinggi.” (HR Thabrani 3/123)



Sesudah itu barulah Imam berdoa sambil diamini oleh jamaah. Doa spesifik ini bisa berbeda antara satu Imam dengan Imam lainnya. Ia boleh mengembangkannya sendiri. Yang penting isinya adalah mengharapkan kebaikan bagi fihak kaum muslimin dan kekalahan atas fihak musuh yang menganiaya atau memerangi kaum muslimin. Di antaranya ia bisa berbunyi seperti di bawah ini:



اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ

اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُود وَ إِسْرَآئِل

وَ شَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ

“Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin. Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina. Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka. Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin. Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka. Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama dengan RahmatMu, Wahai Yang Maha Pengasih. Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi Muhammad.”



Saudaraku, tidak banyak yang bisa kita lakukan. Sungguh, kita sangat geram, sedih sekaligus menyesal bahwa tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk kaum Muslimin Palestina di Gaza. Mereka dizalimi oleh kekuatan terlaknat pasukan Zionis Israel. Mereka diharuskan berada di dalam sebuah pertempuran tidak seimbang. Hanya doa yang bisa kita kirim untuk mereka. Ingatlah, doa bukan perkara ringan. Ia merupakan senjata orang beriman. Marilah kita mengharuskan diri membaca doa Qunut Nazilah dalam sholat-sholat kita pada hari-hari ini.



Sekedar kabar gembira, berdasarkan informasi dari Al-Markaz Al-Filistini Al-I’lamy dikabarkan bahwa Batalion Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas menegaskan Ahad malam kemarin bahwa mereka berhasil membunuh 11 serdadu Israel dan melukai 48 lainnya dalam 24 jam sejak operasi darat Israel dimulai di Jalur Gaza. Di antara korban yang tewas itu ada seorang komandan dengan pangkat kolonel. Sementara itu Jubir Batalion Al-Quds, sayap militer Jihad Islami, Abu Hamd menegaskan bahwa faksi-faksi perlawanan Palestina di wilayah perkampungan Zaitun berhasil menghancurkan tujuh tank dan ada puluhan serdadu Israel tewas dan lainnya luka-luka. Ia menegaskan bahwa serdadu Israel terjebak dalam banyak ranjau bom.

Saudaraku, doa Anda tidak ada yang diabaikan oleh Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengbulkan doa hamba-hambaNya yang beriman dan beramal sholeh. Percayalah, kemenangan Islam dan Ummat Islam pasti terjadi, sebab itulah skenario Allah....

Allahu Akbar wa lillahilhamd...!!!
sumber: eramuslim.com
baca selengkapnya »»

13 Januari 2009

Haniyah: Darah Rakyat Palestina Takkan Sia-Sia

Pimpinan Hamas Ismail Haniyah mengungakapkan penghormatannya yang besar terhadap pengorbanan dan ketabahan warga Jalur Gaza dalam menghadapi kekejaman pasukan Zionis Israel.

Ia menegaskan bahwa darah rakyat Palestina yang telah ditumpahkan oleh "para penjahat" tidak akan sia-sia.

"Darah ini, penderitaan ini, akan membawa rakyat Palestina dan umat Muslim Arab keluar dari situasi sekarang ini dan akan menjadi titik balik ke ufuk atau cakrawala baru bagi kebebasan dan kemuliaan kita," kata Haniyah dalam siaran di televisi satelit al-Aqsa,stasiun televisi yang berafiliasi ke Hamas.

Haniyah menyebut ketangguhan dan ketabahan rakyat Gaza kali menjadi catatan sejarah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Rakyat Gaza masih berdiri tegak di tengah bencana kejahatan yang menimpa mereka. Itu semua, tukas Haniya, karena Allah menghendaki rakyat Gaza untuk tetap melakukan perlawanan atas genosida yang dilakukan rezim zionis Israel.

Haniya mengutip sebuah ayat suci al-Quran dan mengingatkan bahwa rakyat Gaza pada akhirnya akan mendapatkan kembali kebebasan dan kemuliaannya. Ia menganalogikan situasi di Gaza sekarang dengan kehidupan Rasulullah Muhammad saw di masa-masa awal dakwah Islam, di mana pihak kafir Qurays yang memeranginya.

"Jika Allah bersama kita, kita tak perlu takut. Israel tidak lebih besar dan lebih kuat dari Allah swt," tukas Haniyah.

Ia juga mengatakan bahwa Israel melakukan pembataian massal di Gaza dengan tujuan mempermalukan dan merendahkan rakyat Gaza, agar rakyat Gaza menyerah. Haniyah memberi semangat bahwa Israel tidak akan pernah berhasil merendahkan rakyat Gaza.

"Ingatlah saudara-saudariku, kemenangan akan datang bersama kesabaran. Setelah kesulitan akan datang kemudahan," kata Haniyah mengutip salah satu ayat al-Quran.

Darah yang sedemikan banyak tertumpah, sambung Haniyah, akan menjadi kutukan abadi yang akan menghantui kehidupan "para kriminal" ini kemanapun mereka pergi.

Sementara itu, Haniyah menjelaskan bahwa Hamas melakukan perlawanan atas pembantaian Israel di Gaza dengan dua cara. Pertama, dengan cara diplomasi. Hamas melakukan kontak-kontak yang positif dengan berbagai pihak yang benar-benar ingin menghentikan pembantaian Israel di Jalur Gaza.

Kedua, tetap kuat dan tabah dalam menghadapi agresi Israel. Dalam hal ini, Haniyah memuji para pejuang Palestina di Gaza yang telah menunjukkan sikap heroiknya. Ia menegaskan bahwa rakyat Gaza akan terus melakukan perlawanan sampai meraih kemenangan

"Gaza tidak akan jatuh. Gaza tidak akan jatuh. Gaza tidak akan jatuh," tandas Haniyah.

Ismail Haniyah adalah salah seorang pimpinan Hamas yang pernah menjadi perdana menteri Palestina setelah Hamas memenangkan pemilu di Palestina. Lewat konspirasi dengan AS, Presiden Palestina Mahmud Abbas memecat Haniyah secara sepihak dari jabatan perdana menteri yang membuat pertikaian Hamas-Fatah makin meruncing. (ln/pic)
sumber:eramuslim.com
baca selengkapnya »»

12 Januari 2009

Berdo'a Di Atas Awan Untuk Rakyat Gaza


Ya Allah dalam perjalanan hamba dari bandara Minangkabau menuju bandara Sukarno Hatta, hamba membaca koran terbitan ibu kota, ada berita tertulis, “Hingga hari ke tujuh invasi Israel ke Gaza, lebih 420 orang tewas dan 2.100 terluka”, kemudian lanjutan berita tersebut “Sembilan masjid telah hancur sejak serangan pertama, Sabtu, (27/12/2008)”.

Hamba sungguh sedih dan pilu, karena hamba tidak mampu mencegah kebiadaban dan keganasan Zionis Israel kepada rakyat Gaza yang merupakan umat nabi Muhammad saw. Padahal rakyat Gaza sudah susah karena blokade yang diterapkan Zionis Isael dan di dukung antek-anteknya.

Ya Allah, blokade yang telah berlangsung dua tahun menyebabkan rakyat Gaza sengsara, merana dan menjadi fakir miskin bahkan ada suatu keluarga dengan delapan orang anak yang makan rumput karena sudah tidak ada lagi yang akan mereka makan, 80% pabrik roti tutup, 80% wilayah Gaza dalam keadaan gelap gulita setiap hari, saat ini suhu udara beranjak mendekati nol derajat celcius sungguh sangat dingin sekali, 150 jenis obat sudah habis, 50% ambulan berhenti beroperasi karena tidak ada lagi bahan bakarnya.

Ya Allah, hamba tidak dapat membayangkan bagaimana sedihnya para orang tua, menderitanya anak-anak, karena kondisi yang sedang mereka hadapi begitu hebat dan berat.

Ya Allah, hamba teringat dengan suatu riwayat yang menjelaskan bahwa salah satu doa yang mustajab adalah doa orang yang sedang safar (perjalanan) (*).
Ya Allah Engkau tidak pernah tidur dan tidak pernah mengantuk.

Ya Allah Engkau Maha Mengetahui bahwa hamba-Mu ini sedang safar dalam rangka mencari ridha-MU, mengharapkan kasih sayang-Mu, maka kabulkan permohonan dan doa hamba.

Ya Allah yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Yang Menguasai Manusia, Pemilik alam semesta.
Jatuhkanlah pesawat-pesawat tempur Zionis Israel, luluh lantakkan peralatan militer mereka, bungkamkanlah roket dan persenjataan mereka, cerai-beraikan pasukan mereka, lemahkanlah kekuatan mereka, berilah rasa gentar kepada mereka, kalahkan mereka, hancurkan mereka, hinakan mereka.

Ya Allah Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Allah Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Allah Ya Hayyu Ya Qayyum.

Ya Dzal Jalali wal Ikram.
Beri kesabaran dan ketegaran kepada rakyat Gaza, bantulah para mujahidin di sana, satukan hati mereka dalam berjuang, beri kekuatan kepadanya, beri kemenangan kepadanya, muliakan mereka.

Ya Allah susahkan mereka yang telah menyusahkan umat nabi Muhammad saw.
Ya Allah hancurkan mereka yang telah menghancurkan umat nabi Muhammad saw.
Ya Allah hinakan mereka yang telah menghinakan umat nabi Muhammad saw.
Ya Allah Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Allah Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Allah Ya Hayyu Ya Qayyum.
Ya Dzal Jalali wal Ikram.

Ya Allah turunkanlah pasukan khusus-Mu sebagaimana yang pernah Engkau turunkan ketika perang Badar, perang Khandak dan perang Khaibar.
Ya Allah kabulkanlah permohonan hamba, jangan Engkau tolak doa hamba karena dosa, maksiat dan pelanggaran yang pernah hamba lakukan.
Ya Allah hamba bertaubat kepada-Mu, hamba mohon ampun dan mohon maaf kepada-Mu.Sampaikan salam dan shalawat hamba kepada Rasulullah saw, keluarganya dan sahabatnya yang mulia.
Amin.

*) “Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi kemustajabannya: Doa orang yang di zalimi, doa musafir, dan doa buruk (kutukan) orang tua terhadap anaknya. “ (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Al Bazar).
(Ditulis dan dibaca di angkasa, di atas awan dalam perjalanan di sore hari saat menuju bandara Sukarno Hatta dari bandara Minangkabau, Sabtu, 3 Januari 2009).

H. Ferry Nur S.Si
Email : ferryn2006@yahoo.co.id
baca selengkapnya »»

10 Januari 2009

“Wahai Api Jadilah Dingin dan Keselamatan Bagi atas Gaza”
Zeyad Abid Mashokhi

Di tengah peristiwa dan bencana besar yang sedang berlangsung di Jalur Gaza patut kita berhenti sejenak untuk memikirkan sejumlah hakikat penting:


1. Allah sudah berjanji – dan tidak ada yang paling benar janjinya kecuali Dia – dan Rasul-Nya yang dipercaya bahwa umat Islam akan menang dan diberi kekuasaan. Islam akan menjadi pemenang di seluruh tempat. Namun untuk Palestina, Allah dan Rasul-Nya memiliki janji khusus. Beliau bersabda, “Tidak akan bangkit hari kiamat sehingga kalian memerangi Yahudi dan pohon-pohon dan batu-batu berkata: wahai Muslim wahai hamba Allah ini Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh dia. Kecuali gorqod karena ia pohon Yahudi,” (HR. Bukhari).

2. Konpirasi terhadap Palestina bukan hasil konflik hari ini. Ia adalah perang panjang yang diusung oleh manusia yang paling benci yang didukung oleh pihak-pihak dari luar dan dalam negeri. Konspirasi terhadap Palestina dari sisi media massa, militer dan politik sangat besar hingga akan menghilangkan gunung. Namun demikian kami menilai kekuatan adalah milik kebangkitan Islam dan para mujahidin dimana para pencintanya atau pembelanya tidak mampu menafsirkan kekuatan itu. Mereka tidak mampu menafsirkan kesabaran dan keteguhan pejuang Palestina dalam menghancurkan konspirasi itu. Karena tidak ada tafsir kecuali hadits Rasulullah, “Segolongan dari umatku akan terus berada dalam kebenaran, mereka akan terus berjuang melawan orang yang memusuhi mereka. Mereka seperti bejana makanan di antara para penyantapnya sampai Allah memutuskan (kemenangan bagi mereka) sementara mereka dalam kondisi seperti itu.” ‘Wahai Rasululah ; dimana mereka?’ “Mereka di sekitar Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad).

3. Kami menyadari bahwa bahwa musuh Zionis tidak hanya mentargetkan Hamas atau rakyat Palestina saja, namun ketamakan mereka mencakup seluruh Negara-negara Arab. Lihat saja, mata uang resmi mereka yang beredar di bank-bank internasional yang dicetak dengan gambar “Israel Raya”. Israel Raya yang mencakup Palestina, Mesir hingga Nil, Irak hingga Effrat, Jordania, Libanon, Suriah, Kuwait, dan wilayah bagian utara Arab Saudi hingga Khaibar. Dari sisi akidah, Allah berfirman, “Sungguh kalian akan dapatkan manusia yang paling memusuhi umat Islam adalah Yahudi dan orang-orang musyrik,” Pemandangan para syuhada menjelang ajal ketika dibombardir oleh Israel bertakbir dan mengacungkan telunjuk dengan bersyahadat “أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله” menunjukkan tarbiyah (pola pendidikan) para pejuang itu. Hal itu juga menunjukkan hakikat peperangan ini. Di sisi lain, penghancuran dan serangan terhadap masjid-masjid serta penistaan terhadap Rasulullah saw menunjukkan hakikat, dimensi, dan tujuan-tujuan ini.

4. Yahudi dan zionis dahulu memiliki kemampuan menciptakan awal mula peristiwa dan kemampuan mengakirinya. Namun hari ini, meski masih memiliki kemampu memulai namun tidak berdaya menentukan akhir peristiwa itu. Bahkan mereka tidak mampu menanggung ekses dari peristiwa itu. “كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأَرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ”

5. Kelompok yang ikut dalam konspirasi bersama Israel di Tepi Barat atau di tempat lain, yang menyebut roket perlawanan sebagai sia-sia, menyebut kapal pemecah blockade sebagai permaian murahan, tidak lagi memiliki alasan untuk menutupi kejahatan mereka lagi. Apa yang diungkapkan oleh Ustad Nazzal dalam program “bilaa huduud” bahwa bahaya mereka bukan saja bagi rakyat Palestina tapi bagi seluruh bangsa Arab. Kini Fatah hanya bagian dari problem bukan bagian dari solusi.

6. Tidak bisa kita sebut Fatah secara keseluruhan adalah agen penjajah Israel atau kita melupakan perjuangan para pahlawannnya. Namun tidak mungkin kita menyamakan Hamas dan Fatah dengan persamaan yang persis. Sungguh berbeda antara yang memperjuangankan agama Allah dengan yang mengolok-oloknya. Tidak sama proyek Islami dengan proyek sekularisme. Tidak sama warna khomer dan baunya dengan warna dan bau darah syuhada.

7. Kejahatan Israel kali ini tidak perlu pembenaran. Pembantaian kali bukan membalas roket-roket perlawanan Palestina. Serangan kali ini hanya kompensasi di depan bagi pemilu Israel. Siapapun orangnya yang pernah menyatakan atau menulis artikel atau yang menggabar karikatur yang isinya membiarkan para pejuang Palestina, maka ia bertangungjawab di depan Allah Yang Maha Perkasa Raja Langit dan Bumi.

8. Kami serukan kepada semua pihak untuk ikut serta dalam membela dan menolong saudara-saudara kami di Palestina. Satu orang yang memiliki tekad dan cita-cita untuk membela Palestina maka ia tidak akan kehilangan wasilah untuk ke sana. Kami berdoa untuk keluarga kami di Syam, tempat hijrah Ibrahim alaihissalam dan meminta kepada Allah agar menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi mereka sebagaimana bagi Ibrahim. “قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ”

9. Keluarga kami akan dikubur di bawah tanah Palestina karena dijajah oleh musuh mereka… apa yang kita lakukan? Sungguh kami tidak khawatir terhadap mereka tidak khawatir terhadap tempat isra Rasulullah saw. Namun kami khawatir terhadap diri kita sendiri jika membiarkan mereka sehingga kita akan ditimpa apa yang diperingatkan oleh Rasulullah saw.
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه" أخرجه أبو داود، والإمام أحمد في مسنده.

“Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat dimana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya,” (Abu Daud dan Imam Ahmad). (bn-bsyr) [ 04/01/2009 - 06:32 ]
baca selengkapnya »»

02 Januari 2009

Mari Dukung Perjuangan HAMAS
Dr. Mahdi 'Akif, Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin

Bismillaahirrahmaanirrahiem. Selawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabat serta orang-orang yang loyal kepadanya.

Hamas, Lubuk Perjuangan Umat

Hamas adalah hati umat Islam dan kemuliaannya. Hamas telah menghidupkan semangat rakyat Palestina yang telah beku.


Hamas membangkitkan harapan yang pernah lenyap. Hamaslah yang telah menggagalkan proyek Zionisme dalam penghancuran jantung umat Islam di Palestina. Hamaslah yang telah memaksa dunia internasional untuk mengakui keberadaan bangsa Palestina setelah sekian tahun tidak diakui keberadaannya.

Karena itulah umat Islam Palestina telah mendapatkan naungan hingga seluruh rakyat Palestina mendukungnya dengan sepenuh hati. Kalaulah tidak karena tabir dan rintangan yang dibuat oleh pemerintah otonom, maka ribuan mungkin jutaan sukarelawan akan bergabung melawan penjajah untuk membebaskan negeri Palestina dan membersihkan kesucian Al-Quds serta mengembalikan hak-hak rakyat Palestina.

Tipuan Politik

Seiring dengan perjalanan waktu, negara-negara besar menggunakan tipu daya dan kecurangan politik dalam melancarkan misinya. Fitnah dikobarkan di tengah revolusi rakyat Palestina. Di balik komoditas perjanjian damai, Zionis berusaha menggunakan kesempatan untuk meluaskan daerah jajahan dan mengokohkan pendudukan atas tanah Palestina serta membangun tembok pemisah, membunuh para pejuang kemerdekaan, memblokade Gaza, menghancurkan bangunan-bangunan penduduk, dan merusak pertanian-perkebunan.

Hamas Adalah Harapan Rakyat Palestina

Penyemangat gerakan perlawanan Islam Palestina terhadap Zionis adalah Hamas. Rakyat Palestina merasa bahwa harapan mereka dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan masa depan adalah Hamas. Mereka hidup berinteraksi dengan Hamas dan mereka dapati bahwa gerakan ini tidak dikotori ambisi duniawi dan tidak mengharapkan kekuasaan sempit.

Orang-orang Hamas tetap mengangkat senjata dan melakukan perlawanan mengusir penjajah. Memberikan pelayanan kepada rakyat dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Mereka mengamalkan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam kehidupan. Inilah awal gerakan perlawanan bersenjata skala dunia yang berhasil menyedot potensi musuh-musuh Islam.

'Gempa' dan 'Badai'

Dari sini mulai terjadilah kegemparan kemudian terjadi badai dalam perang psikologis dan pemikiran di Palestina. Gempar terjadi di kalangan rekan-rekan seperjuangan dan negara-negara Arab serta negara-negara Barat, terlebih Amerika Serikat dan yang pasti adalah penjajah Israel.

Kegemparan ini masih terus terjadi sebelum Hamas mau melucuti prinsip dan syiar perjuangan mereka melawan Israel. Tekanan pertama yang mereka lakukan adalah dengan ancaman memutus bantuan kepada rakyat Palestina. Dalam rangkaian konspirasi internasional, bagaimana menlu AS tidak hanya dengan ancaman boikot saja dan tidak hanya memprovokasi sekutu Baratnya, tetapi juga mengajak negara-negara Arab, seperti Mesir, Arab Saudi dan negara-negara teluk untuk menghentikan dukungan dan bantuannya kepada rakyat Palestina.

Mereka menekan pemerintah daerah kawasan dengan argumen bahwa dukungan kepada pemerintahan Hamas di Palestina akan memperlambat perbaikan politik dan penerapan demokrasi serta langkah mundur dalam penghormatan hak asasi manusia.

Kewajiban Kita

Kewajiban kita terhadap saudara-saudara kita, rakyat Palestina dan Hamas agar kita dapat mencegah badai yang dihembuskan Zionis dan Amerika:

– Saya menyerukan untuk menertibkan kembali PLO dengan dasar kebangsaan yang murni dan sesuai dengan kriteria demokrasi.

– Saya mengajak warga Palestina di luar Palestina yang jumlahnya lebih dari warga yang tinggal di Palestina untuk mendukung saudara mereka yang tengah berjuang di Palestina secara moril dan materiil, politik, ekonomi dan sosial.

– Saya mengajak pemerintah negara-negara Arab untuk tidak tunduk kepada tekanan Amerika, bahkan kita harus meningkatkan sokongan kita kepada bangsa Palestina dalam perjuangannya mengusir penjajah Israel.

– Saya juga mengajak OKI untuk menggelar muktamar internasional negara-negara Islam untuk menguatkan dukungan kepada rakyat Palestina menghadapi konspirasi baru Zionis dan negara-negara Barat.

– Saya menaruh harapan besar kepada rakyat Arab dan negara Islam dan saya percaya bahwa mereka dalam keadaan sangat siap untuk memberikan pengorbanan harta, jika tidak bisa memberikan jiwanya untuk mendukung saudara kita di Palestina yang merupakan perwujudan dari pejuang terdepan dalam pembebasan Al-Quds dan tanah sucinya di Palestina.

– Terakhir, saya berikan dukungan khusus kepada Hamas, “Tsabatlah dengan prinsip kalian dan tetaplah pada jalan perjuangan kalian meski diterpa badai bertubi-tubi.

"Rakyat Palestina bersama kalian. Umat Islam bersama kalian. Bangsa Arab juga bersama kalian dan Allah di atas segala sesuatu tetap bersama kalian.

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. (Muhammad: 7-8)

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut: 69)”

Selawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita, nabi Muhammad saw. keluarganya serta para sahabat.

baca selengkapnya »»